32.5 C
Jakarta
Jumat, 29 Maret, 2024

BI Berencana Tinggalkan Transaksi Konvensional, Pengamat: Pemerintah Perlu Siapkan Infrastrukturnya

JAKARTA, duniafintech.com – Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi keuangan digital mengalami peningkatan sebesar 35,25 persen atau senilai Rp32 triliun. Sedangkan nilai transaksi digital banking meningkat 20,82 persen menjadi Rp3.766,7 triliun.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menilai dengan adanya pertumbuhan transaksi keuangan digital, diperkirakan transaksi keuangan konvensional semakin ditinggalkan. Bahkan, dia menambahkan untuk transaksi digital perbankan diperkirakan akan tumbuh 26 persen atau sekitar Rp51.000 triliun.

Dia menambahkan untuk transaksi pembayaran melalui ATM, kartu debit dan kartu kredit meningkat sebesar 5,43 persen atau senilai Rp630,9 triliun. Dia mengatakan pertumbuhan transaksi keuangan digital mengalami peningkatan disebabkan pertumbuhan bisnis e-commerce mengalami peningkatan, diperkirakan naik 31 persen.

“Tentu saja ini memperkuat ekonomi kita,” kata Perry. Denpasar, Senin (11/7).

Baca juga: 10 Coin yang Bagus Untuk Investasi Kripto, Siap-siap Cuan Maksimal

Sementara itu, pengamat ekonomi digital Wisnu Agung Prasetya menilai untuk meninggalkan transaksi konvensional menuju transaksi keuangan digital tentunya pemerintah perlu menyiapkan infrastruktur. Untuk itu, pemerintah membutuhkan arsitektur visi yang paham terhadap infrastruktur keuangan digital.

Menurutnya dengan memperkuat arsitektur bisnis keuangan digital dan perlu mendorong mindset transformasi digital diseluruh jaringan pelaku usaha keuangan digital, nantinya dapat berkolaborasi dan interoperability dalam platform keuangan digital.

“Secara infrastruktur pemerintah yang mesti menyiapkan bukan masyarkaat. Lagipula infrastruktur tidak datang sendiri,” kata Wisnu kepada duniafintech.com.

Baca juga: Berita Kripto Hari Ini: Naik Tipis, Bitcoin Pimpin Penguatan Harga

Menurutnya masyarakat Indonesia selalu siap dalam menyesuaikan perkembangan teknologi karena posisi masyarakat hanya sebagai pengguna. Dia mencontohkan, saat itu masyarakat tidak yakin dengan kemampuan handphone tetapi ternyata semua bisa memanfaatkan fitur pesan singkat (SMS). Kemudian, saat ini kemampuan sosial media yang memiliki penetrasi dan kecepatannya melampaui kinerja televisi juga bisa menjangkau terhadap kebutuhan customer.

Dia menilai saat ini masyarakat lebih mengutamakan pengembangan infrastruktur keuangan digital modern yang dapat dipercaya, solid dan aman untuk digunakan. Sehingga perlu adanya edukasi kepada masyarakat.

“Kalaupun harus bersinggungan dengan infrastruktur, yang dipikirin itu konsumen (masyarakat). Ada kebutuhan yang menjelaskan apa itu perbankan modern, ekonomi digital agar pergeseran ekonomi berlaku smooth dan berhasil. Jadi tidak kalah penting adalah edukasi kepada masyarakat,” kata Wisnu.

Baca juga: Penyebab Pinjaman Online Selalu Ditolak, Ternyata Ini Faktor-faktornya

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com.

 

Penulis: Heronimus Ronito

Editor: Rahmat Fitranto

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE