26.1 C
Jakarta
Selasa, 3 Desember, 2024

Dana Asing Kabur Rp40 Triliun dari Pasar Saham Indonesia, Ada Apa?

JAKARTA, 26 November 2024 – Pasar keuangan domestik kembali mencatatkan keluarnya aliran dana asing selama tujuh minggu berturut-turut. Tren ini semakin terlihat pasca kemenangan Donald Trump dalam pemilu Amerika Serikat (AS) melawan Kamala Harris, serta pernyataan kebijakan Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), yang semakin menunjukkan sikap kurang akomodatif.

Data dari Bank Indonesia (BI) untuk periode 18-21 November 2024 menunjukkan investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp7,50 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari penjualan bersih di pasar saham sebesar Rp3,30 triliun, di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp3,59 triliun, dan di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp0,61 triliun.

Penjualan Dana Asing Terus Berlanjut

Tren net foreign sell telah berlangsung sejak pekan kedua Oktober 2024, dengan total penjualan bersih lebih dari Rp40 triliun. Meskipun demikian, sepanjang tahun 2024 hingga 21 November, data menunjukkan bahwa investor asing masih mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp27,15 triliun di pasar saham, Rp33,17 triliun di pasar SBN, dan Rp187,68 triliun di SRBI.

Efek Kemenangan Trump

Kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS memberikan tekanan terhadap negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Potensi kebijakan proteksionisnya, seperti kenaikan tarif perdagangan global sebesar 10%-20%, bahkan hingga 100% untuk China, menciptakan kekhawatiran akan terjadinya perang dagang.

Sebagai mitra dagang utama Indonesia, dampak kebijakan terhadap China dapat memicu efek domino bagi perekonomian domestik.

Kebijakan The Fed Menambah Tekanan

Setelah pengumuman penurunan suku bunga The Fed pada November, Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan bahwa ekonomi AS tetap kuat, sehingga tidak perlu tergesa-gesa dalam menurunkan suku bunga lebih lanjut.

Survei CME FedWatch Tool mengungkapkan bahwa 49,1% pelaku pasar memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan Desember 2024. Jika kebijakan ini terealisasi, daya tarik pasar AS akan semakin tinggi bagi investor asing, sehingga memperpanjang masa tinggal dana asing di AS dan mengurangi aliran ke pasar negara berkembang.

Kepemilikan Asing di SBN Menurun

Penurunan minat asing terhadap pasar keuangan domestik juga terlihat dari data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR). Kepemilikan asing pada Surat Berharga Negara (SBN) terus berkurang selama November 2024, dari 14,83% pada 1 November menjadi 14,63% pada 21 November.

Tren ini menunjukkan bahwa investor asing masih memilih untuk sementara waktu memarkir dana mereka di pasar AS, dengan meninggalkan pasar keuangan Indonesia.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU