27.1 C
Jakarta
Selasa, 3 Desember, 2024

Deepfake Merajalela: Tokoh-Tokoh Dunia Jadi Korban, Kamu Juga Bisa!

JAKARTA, 23 November 2024 – Investor legendaris Warren Buffett baru-baru ini menegaskan bahwa dirinya tidak pernah terlibat atau mendukung kandidat calon presiden Amerika Serikat (AS) mana pun. Klarifikasi ini muncul setelah namanya dicatut dalam kasus penipuan yang melibatkan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Seiring meningkatnya dukungan dari tokoh-tokoh terkenal dan miliarder untuk kandidat seperti Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump, Buffett memilih untuk tidak menunjukkan keberpihakan. Sebagai contoh, The New York Times melaporkan bahwa Bill Gates, pendiri Microsoft, diam-diam menyumbang $50 juta untuk kampanye Harris. Namun, Buffett tetap teguh pada prinsipnya untuk tidak terlibat dalam dukungan politik atau investasi yang bersifat publik.

Berkshire Hathaway, perusahaan yang dipimpin oleh Buffett, bahkan telah menambahkan pernyataan khusus di situs resminya. Pernyataan tersebut dengan tegas menyebutkan bahwa Buffett tidak mendukung produk investasi atau kandidat politik mana pun, baik di masa lalu maupun di masa depan.

“Mr. Buffett tidak pernah mendukung produk investasi atau kandidat politik, dan tidak akan melakukannya,” bunyi pernyataan resmi Berkshire Hathaway.

Langkah ini diambil setelah maraknya penipuan berbasis AI yang mencatut nama-nama terkenal. Salah satu kasus yang mencuat adalah video palsu yang memperlihatkan Buffett seolah-olah mempromosikan giveaway Bitcoin di Fox News. Video tersebut kemudian dikonfirmasi sebagai hasil manipulasi AI.

Buffett sendiri mengaku tidak pernah menggunakan media sosial seperti Instagram, sehingga segala aktivitas yang mengatasnamakan dirinya di platform tersebut dipastikan palsu.

Ancaman Deepfake pada Demokrasi

Kekhawatiran terkait penipuan ini semakin meningkat, terutama setelah Jaksa Agung New York, Letitia James, memperingatkan dampak teknologi AI pada keamanan finansial dan demokrasi. James menjelaskan bahwa penipu memanfaatkan deepfake untuk meniru tokoh terkenal demi menipu masyarakat, baik dalam bentuk promosi investasi palsu maupun dukungan politik yang menyesatkan.

Bahkan, tokoh-tokoh seperti Donald Trump, Taylor Swift, Elon Musk, Joe Biden, dan Mark Zuckerberg juga menjadi korban deepfake tahun ini. Ancaman ini mendorong diluncurkannya kampanye kesadaran publik yang melibatkan selebriti seperti Rosario Dawson, Chris Rock, dan Amy Schumer untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya deepfake.

Menurut para ahli, deepfake berpotensi memengaruhi hasil Pemilu Presiden AS 2024, terutama karena minimnya regulasi terkait teknologi tersebut. Letitia James menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat agar tidak terjebak dalam jebakan informasi palsu.

Dengan meningkatnya penggunaan AI untuk manipulasi, Buffett dan banyak tokoh lain kini menjadi simbol peringatan terhadap bahaya era digital yang semakin kompleks.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU