26.3 C
Jakarta
Minggu, 8 September, 2024

Ekonomi Menggeliat, E-commerce Diperkirakan Banjir Pembiayaan di 2022

JAKARTA, duniafintech.com – Kondisi perekonomian Indonesia diperkirakan terus membaik pada tahun 2022 setelah dipukul pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira memperkirakan, perbaikan ekonomi ini akan berdampak positif terhadap pertumbuhan industri keuangan berbasis teknologi atau fintech.

Dia mengungkapkan, meskipun pandemi masih berlangsung, pemulihan ekonomi tetap berjalan. Apalagi, diperkirakan konsumsi masyarakat kelas menengah ke bawah diperkirakan semakin menguat.

“Dari segi keyakinan membeli konsumen pun kini sudah meningkat, di berbagai kelompok pengeluaran mulai dari Rp 2 juta hingga di atas Rp 5 juta per bulan, sebagian masyarakat sudah siap untuk mulai spending kembali,” ujarnya, Senin (13/12).

Dia menuturkan, kalaupun masih ada pembatasan sosial karena PPKM, masyarakat dinilai juga sudah siap menggeser sebagian spending habit dengan pembelian barang secara online.

“Sehingga turut membantu, tidak hanya fintech P2P lending saja, tapi penggunaan jenis fintech lain seperti paylater dan pinjaman lainnya juga akan mengalami peningkatan,” katanya.

Menurutnya, tren fintech di tahun 2022 akan diwarnai oleh ekspansi pembiayaan melalui merchant e-commerce. Fintech akan bekerja sama dengan platform e-commerce dan menyediakan pembiayaan bagi para merchant di market place tersebut.

Selain itu, fintech akan ekspansi pembiayaan ke microfinance seperti warung dan juga personal finance. Tak hanya penyaluran pinjaman, Bhima memperkirakan ke depannya fintech juga akan menawarkan digital investment platform seperti insurtech, reksa dana hingga pembelian surat utang dalam satu platform yang sama.

“Kemudian ke depan akan marak merger dan akuisisi sesama fintech. Bahkan, fintech menjadi bagian lembaga keuangan yang bersifat tradisional,” ucapnya.

Sementara itu, Chief Operating Officer (COO) dan Co-founder Qoala Tommy Martin mengatakan, pihaknya membaca peluang tersebut dengan menghadirkan solusi asuransi pembiayaan bermanfaat bagi perusahaan P2P lending dan juga perusahaan penyedia asuransi.

Hal ini menjadi kesempatan bagi Qoala untuk turut berkolaborasi dengan platform digital fintech lainya dalam menghadirkan produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.

Kendati demikian, tantangan saat ini adalah meningkatkan pemahaman masyarakat terkait asuransi dan juga memperkenalkan jenis dan produk asuransi yang dibutuhkan.

Untuk mengatasi hal tersebut, Tommy mengungkapkan, saat ini Qoala bekerja sama dengan berbagai perusahaan digital untuk memasyarakatan produk asuransi.

“Kami melihat potensi untuk memberikan solusi asuransi kepada ekosistem fintech akan semakin tinggi, baik dari sisi UMKM, perusahaan atau individu, semuanya pasti memerlukan asuransi. Potensi ini yang dapat Qoala gali untuk memberikan layanan produk asuransi dan bekerjasama dengan para pemain fintech,” ujarnya.

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU