26.7 C
Jakarta
Minggu, 5 Mei, 2024

Mengenal Ether: Peran di Ekosistem Ethereum & Cara Beli

Ether berperan penting dalam dunia aset kripto. Adapun peran Ether (ETH) dan platform blockchain Ethereum memiliki signifikansi yang sangat besar dan perlu dipahami dengan baik. 

Ethereum adalah suatu platform komputasi terdesentralisasi yang berfungsi untuk menjalankan program komputer yang dikenal sebagai smart contract (kontrak cerdas).

Platform ini menyertakan aset kripto native bernama Ether (ETH), yang merupakan aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua setelah Bitcoin. 

Namun, ETH tidak hanya menjadi sekadar aset kripto, melainkan juga berperan sebagai “gas” yang memfasilitasi berbagai transaksi dan aplikasi terdesentralisasi, atau Decentralized Applications (dApps), yang beroperasi di dalam ekosistem Ethereum.

Ethereum, selaku platform blockchain, telah membuka pintu untuk inovasi besar dalam dunia kripto. Dengan memahami perbedaan dan keterkaitan antara ETH dan Ethereum, kita dapat menghindari potensi kesalahpahaman yang mungkin timbul. 

Dengan kata lain, ETH tidak hanya merupakan koin digital semata, melainkan juga merupakan elemen kunci yang mendorong ekonomi di dalam blockchain Ethereum.

Baca juga: Harga Bitcoin dan Ethereum Hari Ini Menghijau, Cek Harga Kripto Lainnya

ether

Apa Itu Ether (ETH)?

Penting untuk dicatat bahwa blockchain ini adalah salah satu jaringan blockchain tertua dan paling banyak digunakan. ETH, yang berfungsi sebagai biaya gas (gas fee), telah menjadi salah satu mata uang kripto terkemuka setelah Bitcoin dalam hal nilai pasar.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ETH adalah koin asli atau aset native yang digunakan di dalam blockchain ini untuk memfasilitasi transaksi di seluruh ekosistemnya. Setiap transaksi yang terjadi dalam ekosistem platform blockchain ini memerlukan pembayaran biaya komputasi (gas fee) kepada para penambang yang melakukan komputasi transaksi tersebut. Pembayaran ini dilakukan menggunakan ETH.

Biaya gas ini meningkat seiring dengan kompleksitas komputasi yang dibutuhkan. Sebagai contoh, biaya pengiriman token ERC-20 lebih tinggi dibandingkan dengan pengiriman ETH, karena pengiriman token ERC-20 melibatkan interaksi dan komputasi pada smart contract, sedangkan pengiriman ETH tidak melibatkan proses tersebut.

ETH memiliki beragam kegunaan, baik sebagai aset digital maupun untuk melaksanakan berbagai transaksi di dalam ekosistem blockchain ini. Perlu diperhatikan, platform blockchain ini telah menjadi salah satu platform blockchain yang paling banyak digunakan untuk membangun dApps, karena kemampuannya mendukung lebih banyak program dibandingkan dengan Bitcoin.

Sebagai aset kripto, ETH memainkan peran krusial sebagai biaya gas yang dibayarkan untuk melaksanakan komputasi pada berbagai aplikasi yang dikembangkan di atas platform blockchain yang satu ini. Fungsi ini membuat ETH menjadi salah satu aset kripto terbesar kedua setelah Bitcoin, dilihat dari nilai pasar.

Ketika pertama kali diperdagangkan, nilai satu koin platform blockchain ini sekitar $2,83 atau sekitar Rp41.035. Namun, pada Juni 2021, harga ETH melonjak menjadi $2.578 per koin atau setara dengan Rp36.822.218.

Puncak harga tertinggi ETH tercapai pada November 2021, mencapai $4.620. Namun, pada Desember 2022, harga Ethereum mengalami penurunan menjadi $1.225 per koin atau setara dengan Rp19.264.748.

Jika berminat membeli ETH, kamu dapat melakukan transaksi pembelian melalui aplikasi jual-beli kripto terpercaya, yaitu INDODAX.

Perlu dicatat bahwa INDODAX telah terdaftar secara resmi sebagai Pedagang Fisik Aset Kripto di bawah Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), sehingga keamanannya terjamin. Kamu dapat mengunduh aplikasi INDODAX untuk membeli ETH.

Peran Ether di Ekosistem Ethereum

Penting untuk dipahami bahwa ETH memainkan peran yang sangat vital di dalam ekosistem platform blockchain ini dan digunakan untuk berbagai tujuan di jaringan tersebut. Salah satu fungsi utama ETH di ekosistem platform blockchain ini adalah sebagai aset digital.

Pertama-tama, ETH diciptakan sebagai aset digital yang akan digunakan di dalam jaringan platform blockchain ini. Sebagian besar transaksi dan eksekusi kontrak cerdas dilakukan dengan menggunakan ETH. Dalam konteks ini, pengguna dapat mengirim dan menerima ETH di ekosistem platform blockchain ini.

Peran utama lainnya dari ETH adalah untuk membayar biaya transaksi. Setiap kali seseorang mengirim ETH atau menjalankan fungsi di dalam kontrak cerdas, mereka harus membayar biaya transaksi. Biaya ini dikenal sebagai “gas” dan diperlukan untuk memastikan efisiensi operasional jaringan Ethereum dan mencegah penyalahgunaan.

Gas adalah satuan pengukuran yang digunakan untuk menentukan seberapa banyak daya komputasi yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas di jaringan platform blockchain ini. Setiap transaksi atau eksekusi kontrak cerdas membutuhkan gas, dan biaya transaksi dihitung berdasarkan jumlah gas yang digunakan.

ETH juga memiliki peran krusial dalam menjaga keamanan jaringan. Penambang, yang memproses transaksi dan menjaga keamanan jaringan, diberikan hadiah berupa ETH sebagai insentif untuk usaha mereka. Ini menciptakan motivasi bagi para penambang untuk menjaga keandalan dan keamanan jaringan.

Selain itu, ETH digunakan sebagai alat penyimpan nilai, terlibat dalam proses pengambilan keputusan di dalam jaringan, dan menjadi bahan pokok untuk membuat token serta menjalankan kontrak cerdas di ekosistem Ethereum. Sebagai contoh, token ERC-20 dan ERC-721 sering kali menggunakan ETH sebagai “gas” untuk melakukan kontrak cerdas.

Ekosistem Ethereum: Beyond Ether

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, teknologi smart contract di platform blockchain ini telah menjadi pendorong inovasi baru dalam transaksi keuangan. Berikut adalah beberapa contoh implementasi smart contract yang sedang berlangsung saat ini:

  1. Stablecoin

Harga aset kripto kerap mengalami fluktuasi yang signifikan. Untuk mengatasi masalah volatilitas ini, stablecoin menggunakan teknologi smart contract sebagai solusi. 

Stablecoin dipegang pada nilai aset non-digital seperti rupiah dan dolar AS, bertujuan untuk menjaga stabilitas nilainya.

Beberapa stablecoin terkemuka menjaga stabilitasnya dengan menjamin nilai 1:1 terhadap mata uang asli dan dapat dikonversi ke mata uang tersebut. Contohnya adalah RupiahToken (IDRT), sebuah aset kripto di blockchain ini, yang nilainya setara dengan rupiah.

IDRT menciptakan representasi digital rupiah dengan menghasilkan token sebanding dengan jumlah rupiah yang didepositkan oleh pengguna dan mengirimkannya ke dompet platform blockchain pengguna.

Selain IDRT, USD Coin (USDC) adalah contoh lain dari stablecoin yang dirancang untuk memiliki nilai yang setara dengan dolar AS. Keberadaan stablecoin mempermudah pengguna dalam mentransfer nilai ke berbagai tempat di seluruh dunia dalam waktu singkat. 

Selain itu, stablecoin memberikan stabilitas yang diperlukan dalam ekosistem kripto, sambil menjembatani infrastruktur keuangan tradisional dengan dunia blockchain.

  1. Pinjam dan Meminjam di Ethereum

Teknologi smart contract di blockchain ini memfasilitasi perkembangan aplikasi peminjaman dan pemberian pinjaman aset kripto. Dua contoh utama dari aplikasi ini adalah AAVE dan Compound, yang merupakan decentralized applications (dApps) di ekosistem platform blockchain ini.

Dengan menggunakan AAVE dan Compound, pengguna memiliki kesempatan untuk mendepositkan aset kripto mereka untuk mendapatkan bunga atau untuk meminjamkan aset kripto kepada peminjam lain. 

Keterlibatan dalam kedua aplikasi ini membutuhkan dompet platform blockchain ini dan sejumlah dana dalam bentuk ETH atau token ERC-20. 

Keberadaan AAVE dan Compound memungkinkan siapa saja untuk terlibat dalam aktivitas peminjaman dan pemberian pinjaman aset tanpa bergantung pada bank atau lembaga keuangan konvensional.

  1. Decentralized Exchange (DEXs)

Pertukaran terdesentralisasi atau Decentralized Exchanges (DEXs) adalah aplikasi yang memungkinkan pertukaran token menggunakan teknologi smart contract. 

Salah satu contoh DEX yang sangat populer dan dibangun di atas platform platform blockchain ini adalah Uniswap dan Sushiswap.

Dengan menggunakan DEXs, pengguna dapat menukarkan ETH dengan token ERC-20 atau sebaliknya, serta melakukan pertukaran antar token ERC-20. Berkat adopsi standar token ERC-20, berbagai jenis token dapat ditukarkan dengan mudah melalui DEXs.

Adanya Keterkaitan Antar Keduanya

Pada dasarnya, ETH dan Ethereum adalah dua konsep yang saling terkait, namun memainkan peran masing-masing yang berbeda dalam ekosistem blockchain ini. 

Ethereum adalah sebuah platform blockchain yang memberikan kemampuan kepada pengembang untuk membuat dan menjalankan dApps di atasnya. Di sisi lain, ETH adalah aset kripto yang berfungsi di dalam jaringan platform blockchain ini.

Perlu diingat, platform blockchain ini dirancang untuk mendukung smart contracts, yaitu kode pemrograman yang dapat mengeksekusi tugas tertentu ketika kondisi yang ditetapkan terpenuhi. 

ETH digunakan sebagai “gas” untuk menjalankan operasi-operasi ini, termasuk eksekusi smart contracts.

Di samping itu, ETH juga digunakan sebagai insentif bagi para penambang (atau validator dalam konteks Ethereum 2.0) yang membantu menjaga jaringan tetap terdesentralisasi dan aman. 

Penambang menerima ETH sebagai imbalan atas kontribusi mereka dalam menambahkan blok ke blockchain.

ETHjuga berfungsi sebagai aset digital untuk melakukan transaksi di dalam jaringan Ethereum. Setiap kali seseorang mengirimkan ETH, itu secara otomatis mencerminkan transfer nilai di ekosistem Ethereum.

Ketika seseorang menjalankan atau berinteraksi dengan smart contracts, mereka harus membayar biaya transaksi dalam bentuk ETH. 

Hal ini membantu mencegah penyalahgunaan jaringan dan memastikan bahwa pengguna sumber daya jaringan membayar untuk penggunaan tersebut.

Secara esensial, Ethereum dan ETH saling melengkapi. ETH sangat penting untuk menjaga fungsionalitas jaringan Ethereum. Tanpa ETH, tidak mungkin menjalankan transaksi, menerapkan smart contracts, atau memastikan keamanan jaringan.

Keberadaan ETH mendukung ekosistem Ethereum dengan memberikan insentif kepada pengembang untuk menciptakan aplikasi terdesentralisasi dan kepada penambang (validator) untuk menjaga jaringan tetap aman dan terdesentralisasi.

Sejarah dan Evolusi

Sejarah ETH dan Ethereum mencerminkan perjalanan panjang dalam pengembangan teknologi blockchain dan pertumbuhan ekosistem kripto secara keseluruhan. 

Pada tahun 2013, Vitalik Buterin pertama kali mengusulkan ide Ethereum sebagai evolusi dari gagasan untuk memperluas fungsionalitas Bitcoin dengan memungkinkan smart contracts.

Pendanaan untuk pengembangan Ethereum diperoleh melalui penawaran umum perdana (ICO) pada tahun 2014, di mana ETH pertama kali dijual kepada para investor. 

Ethereum kemudian resmi diluncurkan pada tanggal 30 Juli 2015, dengan peluncuran blok pertama atau “Genesis Block”.

Baca juga: Susul ETF Bitcoin, ETF Ethereum Spot Disetujui Tahun Ini?

ether

Seiring berjalannya waktu, pengembangan Ethereum 2.0 dimulai dengan tujuan untuk beralih dari konsensus Proof-of-Work (PoW) ke Proof-of-Stake (PoS), dengan fase-fase pertama peluncuran dan transisi menuju PoS. 

Peluncuran Ethereum sebagai platform blockchain baru dan pendanaan melalui ICO memainkan peran penting dalam membentuk ekosistem kripto modern.

Peristiwa signifikan yang memainkan peran dalam perkembangan keduanya dalam industri kripto adalah serangan terhadap Decentralized Autonomous Organization (DAO) pada tahun 2016. 

Serangan tersebut menyebabkan pencurian ETH yang cukup besar di atas jaringan Ethereum. Sebagai tanggapan terhadap dampak serangan DAO, komunitas Ethereum memutuskan untuk melakukan hard fork sehingga terbentuklah dua rantai blockchain terpisah: Ethereum (ETH) dan Ethereum Classic (ETC).

Langkah-langkah untuk meningkatkan kinerja dan keamanan jaringan melalui platform blockchain 2.0, beserta transisi ke Proof-of-Stake (PoS), akhirnya menjadi langkah penting dalam evolusi platform blockchain ini untuk mengatasi peristiwa DAO dan mendukung pertumbuhan lebih lanjut.

Pentingnya Mempertahankan Keduanya

Penting untuk ditekankan bahwa ETH berperan sebagai kekuatan utama dalam ekosistem Ethereum. Dengan menjaga kontinuitasnya, ETH terus mendukung pelaksanaan transaksi dan smart contracts di seluruh jaringan.

Hal ini memegang peranan penting dalam menjaga fungsionalitas blockchain dan memungkinkan aplikasi terdesentralisasi beragam untuk beroperasi.

Selain itu, ETH memainkan peran kunci dalam menjaga ketahanan jaringan Ethereum. Melalui insentif bagi penambang (atau validator dalam Ethereum 2.0), ETH memastikan bahwa jaringan tetap aman, terdesentralisasi, dan dapat menahan serangan.

Lebih lanjut, dukungan ETH terhadap Ethereum juga berkontribusi secara signifikan dalam mendorong inovasi di sektor Keuangan Terdesentralisasi (DeFi). 

Kestabilan ETH mendukung likuiditas, kolateral, dan fungsi kontrak pintar yang menjadi dasar bagi berbagai proyek DeFi, mulai dari pinjaman, pertukaran, hingga protokol lainnya.

Platform blockchain ini, dengan kemampuannya untuk menjalankan smart contracts, telah membuka pintu bagi berbagai aplikasi di berbagai sektor seperti keuangan, logistik, dan identitas digital. 

Oleh karena itu, menjaga keberlanjutan ETH menjadi krusial untuk memastikan terus berkembangnya inovasi di berbagai bidang.

Selain itu, Ethereum juga telah menjadi basis utama bagi proyek-projek dalam ekosistem Keuangan Terdesentralisasi (DeFi). 

Pertumbuhan DeFi menjadi pendorong utama dalam memperluas adopsi kripto secara lebih luas, karena menyediakan alternatif terdesentralisasi untuk layanan keuangan konvensional.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ETH dan Ethereum memainkan peran yang krusial dalam membentuk dan menjaga ekosistem kripto. 

Keberlanjutan ETH mendukung transaksi, keamanan jaringan, dan inovasi di dalam Ethereum, sementara Ethereum, sebagai platform, terus mendorong pertumbuhan dan adopsi teknologi blockchain secara lebih luas. 

Keduanya saling berhubungan dan memiliki peran penting dalam memacu evolusi ekosistem kripto global.

Tren Terkini dan Proyeksi Masa Depan

Perkembangan terkini ETH dan platform blockchain ini mencakup pengembangannya menjadi 2.0 dan PoS. Pengembangan Ethereum 2.0 terus berfokus pada implementasi PoS untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan jaringan.

Sektor DeFi tetap menjadi tren dominan dalam ekosistem Ethereum, ditandai dengan pertumbuhan proyek-proyek seperti protokol pinjaman, pertukaran terdesentralisasi, dan liquidity mining.

Solusi skalabilitas Layer-2, seperti Optimistic Rollups dan zk-Rollups, semakin populer untuk mengatasi tantangan skalabilitas platform blockchain ini, memungkinkan transaksi yang lebih cepat dan biaya yang lebih rendah.

Dalam proyeksi masa depan untuk ETH dan platform blockchain  ini, dengan terus berlanjutnya pengembangan Ethereum 2.0, peralihan dari PoW ke PoS diharapkan akan meningkatkan kecepatan dan efisiensi jaringan.

Seiring dengan itu, sektor DeFi diantisipasi untuk terus berkembang dengan lebih banyak inovasi, termasuk pengenalan produk-produk keuangan yang lebih kompleks, pertumbuhan protokol lending dan borrowing, serta solusi cross-chain untuk meningkatkan interoperabilitas.

Jika platform blockchain 2.0 ini berhasil mengatasi tantangan skalabilitas dan biaya transaksi, potensinya untuk berperan dalam revitalisasi sistem keuangan global akan terbuka, memfasilitasi inklusi keuangan yang lebih luas dan solusi keuangan yang terdesentralisasi.

Integrasi blockchain dan smart contracts di platform blockchain ini juga dapat memberikan manfaat besar bagi berbagai industri, mulai dari rantai pasokan hingga asuransi, dengan potensi mengurangi birokrasi dan meningkatkan efisiensi.

Beli Ethereum di INDODAX

Nah, sekarang kamu sudah memahami tentang apa itu ETH, perannya di ekosistem platform blockchain ini, keterkaitan di antara keduanya, hingga tren terkini dan proyeksi masa depan dari ETH.

Selanjutnya, jika kamu ingin membeli Ethereum (ETH) maka kamu bisa melakukannya di INDODAX. Berikut ini panduan untuk untuk membeli Ethereum di INDODAX yang perlu diketahui, yaitu:

  • Pertama, silakan login ke akun INDODAX kamu.
  • Lakukan deposit (jika saldo masih kosong).
  • Lanjutkan dengan membuka INDODAX market, lalu cari Ethereum atau masuk ke tautan ini).
  • Selanjutnya, carilah kolom penjualan dan masukkan harga Ethereum yang diinginkan beserta jumlah saldonya. Kamu bisa menggunakan metode instan atau metode limit.
  • Sebagai alternatif, kamu bisa langsung menempatkan order penjualan dengan harga yang kamu tentukan setelah kamu memiliki Ethereum. Pastikan bahwa harga tersebut menguntungkan.

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, Ether berperan sebagai aset digital di dalam jaringan platform blockchain ini yang memungkinkan transaksi dan menanggung biaya operasional jaringan (gas). 

Selain itu, ETH memberikan insentif bagi penambang (validator) untuk menjaga keamanan jaringan, baik melalui PoW atau PoS.

ether

Di sisi lain, platform blockchain ini menyediakan platform untuk menjalankan smart contracts, memungkinkan pembuatan dan pelaksanaan kode pemrograman tanpa intermediasi pihak ketiga. 

Platform blockchain ini menjadi landasan bagi pertumbuhan ekosistem DeFi dan berbagai dApps yang menciptakan alternatif terdesentralisasi untuk layanan keuangan tradisional.

Penting untuk memahami baik ETH maupun platform blockchain ini guna memahami fungsionalitas dan peran ekosistem kripto. 

Pengetahuan mendalam terhadap ETH dan platform blockchain ini bukan hanya berguna untuk berpartisipasi efektif dalam ekosistem kripto, tetapi juga untuk mengenali potensi transformasional yang mungkin dibawa keduanya ke berbagai sektor dan industri di masa depan.

Baca juga: Harga Bitcoin Hari Ini Kebakaran, Ethereum Cs Ikut Terkoreksi

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE