32.3 C
Jakarta
Sabtu, 20 April, 2024

Gerakan Nasional Non Tunai Indonesia Ikut Didorong Oleh Walepay

duniafintech.com – Maraknya gerakan nasional non tunai terbukti telah memberikan dampak positif kepada masyarakat Indonesia. Cepat, efisien dan aman adalah kata yang tepat untuk menggambarkan perkembangan era digital saat ini.

Salah satu startup di bidang Financial Technology (Fintech), Walepay, telah mendorong gerakan nasional non tunai di Indonesia.

Walepay- aplikasi dompet digital yang didirikan oleh para milenial ini juga turut mendukung kemajuan masyarakat Indonesia dalam mengedukasi uang digital guna mendorong masyarakat Indonesia menjadi cashless society (Masyarakat Tanpa Uang Tunai).

Berdasarkan sajian berita Liputan6, CEO Walepay, William Japari mengatakan:

“Saya ingin masyarakat Indonesia dapat mengenal dan menjalankan gerakan non tunai. Saya juga ingin masyarakat pedesaan tidak lagi dibatasi oleh jarak dan waktu ketika akan menabung atau mencairkan uang di ATM.”

William pun menambahkan, Withdraw (Menarik) Saldo adalah fitur unggulan yang dimiliki Walepay agar orang-orang di pedesaan dapat menarik uang dengan mudah di warung terdekat yang memiliki logo Walepay.

Bukan hanya itu, Walepay juga memiliki beragam fitur seperti pembelian pulsa, pembayaran listrik, air, dan BPJS. Transaksi di mana pun yang bersifat patungan akan menjadi lebih mudah dengan fitur Split Bill yang dimiliki Walepay.

Walepay bahkan hadir dengan berbagai macam promo, diskon, dan cashback. Masyarakat bisa mengunduh Walepay secara gratis di toko aplikasi Apple Store dan Google Play.

Baca

Dalam soft launching Walepay sebelumnya, William pun mengatakan:

“Saya yakin dengan hadirnya Walepay di tengah masyarakat, dapat membantu mengurangi kriminalitas dan menjadi solusi baik untuk masyarakat Indonesia dalam melakukan transaksi secara online.”

Mengenai geliat aplikasi dompet digital di Indonesia dalam rangka gerakan nasional non tunai, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh perusahaan riset terkemuka di Indonesia pada awal Mei lalu, OVO telah menjadi dompet elektronik (e-wallet) yang paling sering digunakan oleh responden di delapan kota besar Indonesia.

Dalam survei yang dikemas dalam bentuk wawancara tatap muka tersebut, 53% pengguna dompet elektronik dari beberapa kota besar termasuk Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan dan Makassar, mengaku paling sering menggunakan OVO dalam melakukan transaksi non tunai, disusul dengan 44% pengguna yang memilih GoPay sebagai metode pembayaran non tunai.

Baca

Menurut sajian berita Katadata, survei tersebut menjaring temuan dari total 1.200 responden, termasuk pengguna ponsel pintar dan uang elektronik dalam rentang usia 18 sampai dengan 50 tahun.

Bukan hanya menjadi dompet elektronik yang paling sering digunakan, OVO juga dinobatkan sebagai top of mind dalam kategori dompet digital oleh 45% responden. Angka ini kembali mengungguli GoPay sebagai dompet elektronik utama dari aplikasi transportasi online Gojek, yang meraup skor 29%.

Meningkatnya penggunaan OVO didorong oleh strategi ekosistem terbuka yang diusung oleh perusahaan tersebut, meliputi kolaborasi dengan Grab dan Tokopedia serta 500ribu merchant termasuk UMKM.

Sejak diluncurkan 2 tahun lalu, OVO kini telah hadir di 319 kota Indonesia. Tingginya popularitas OVO dalam survei tersebut diketahui juga didorong oleh kampanye Patungan Untuk Berbagi yang diusung oleh OVO, Grab, dan Tokopedia di sepanjang bulan Mei kemarin.

Program kampanye tersebut memfasilitasi donasi bagi keberlangsungan pendidikan anak yatim di ketiga platform digital yang terlibat.

Baca

picture: pixabay.com

-Syofri Ardiyanto-

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE