34.3 C
Jakarta
Senin, 29 April, 2024

Harga Minyak Goreng Melonjak, IKAPPI: Belum Pernah Terjadi Sebelumnya

JAKARTA, duniafintech.com – Sejumlah bahan pokok (bapok) mengalami peningkatan harga yang signifikan jelang pergantian tahun ke 2022. Bapok seperti cabai rawit merah, telur, dan minyak goreng terpantau mengalami peningkatan harga.

Bahkan untuk minyak goreng disebut Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mengalami kenaikan yang tidak wajar dan belum pernah terjadi sebelumnya.

“Yang pertama minyak goreng, minyak goreng mengalami kenaikan yang cukup fantastis yang belum pernah terjadi,” kata Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan kepada wartawan, Senin (27/12).

Reynaldi pun menyayangkan beberapa komoditas di akhir tahun mengalami lonjakan yang cukup tinggi. Dalam catatan IKAPPI menjelang perpindahan tahun 2021-2022 beberapa komoditas di luar dugaan mengalami kenaikan yang tidak wajar dan baru pertama kali ini terjadi.

Tiga komoditas itu antara lain minyak goreng, cabai rawit merah, dan telur. Menurutnya, kenaikan tiga komoditas tersebut cukup mengagetkan masyarakat khususnya emak-emak.

“Ini membuat kita semua menjadi cukup sulit menghadapi perpindahan tahun ini. Jujur kami IKAPPI tidak menduga bahwa kenaikan harga pangan yang relatif panjang dan tinggi ini terjadi di akhir tahun 2021,” ujarnya.

Dia menjelaskan, untuk minyak goreng kenaikannya dipicu oleh melonjaknya harga crude palm oil (CPO) dunia. Harga bahan mentah yang tinggi membuat biaya produksi meningkat dan memicu kenaikam harga.

Terpantau berdasarkan dari infopangan.jakarta.go.id per 27 Desember 2021, harga minyak goreng curah mengalami peningkatan daei rata-rata sebesar Rp19.670/kg, menjadi paling tinggi Rp22.000/kg.

“Kami berharap pemerintah mengantisipasi dan melakukan upaya lanjutan sehingga tahun 2022 minyak goreng segera bisa turun harganya,” ucapnya.

Sedangkan, untuk cabai rawit merah menjadi langganan kenaikan harga di akhir tahun. Faktor cuaca yang tidak menentu membuat musim tanam mundur, sehingga produksi terganggu. Selain itu tingkat produksi yang terhambat ini tidak dapat mencukupi permintaan, sehingga harga naik.

Oleh karena itu, dia berharap ke depan ada grand design pangan, strategi pangan untuk cabai rawit merah agar wilayah-wilayah produksi cabai rawit merah bisa diperbanyak dan bisa di selesaikan persoalan supply dan demand yang tak seimbang.

“Sehingga tidak kunjung tinggi harganya setiap tahun, tahun lalu sudah terjadi mencapai Rp100.000/kg, hari ini terjadi kembali bahkan Rp100.000 lebih per kilogram,” tuturnya.

Jika dilihat dari data infopangan.jakarta.go.id, harga cabai rawit merah per 27 Desember 2021 secara rata-rata melonjak menjadi Rp102.891/kg, naik dari bulan November 2021 yang rata-rata sebesar Rp30.000/kg.

Sementara itu, untuk telur ayam ras rata-rata melonjak menjadi Rp31.021/kg, atau naik signifikan dibandingkan dengan periode yang sama bulan lalu yang sebesar Rp25.000/kg.

“Tiga catatan ini membuat kami memberikan rapot merah kepada Kementrian Perdagangan dan Kementerian Pertanian, kami berharap agar kita bersama-sama menjaga agar harga pangan tidak tinggi dan masyarakat atau konsumen tidak kesulitan mendapatkan pangan,” kata dia.

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE