29.1 C
Jakarta
Senin, 21 Juli, 2025

Harga Tertinggi Ethereum: Apa yang Mendorong Lonjakan dan Apa Selanjutnya?

Harga tertinggi ethereum semakin dekat. Per 21 Juli 2025, harga Ethereum Rp62 juta.

Ethereum, aset kripto terbesar kedua setelah Bitcoin, kembali menarik perhatian dunia setelah mencetak harga tertinggi Ethereum dalam sejarah pada pertengahan tahun 2025. Lonjakan ini bukan hanya mengundang euforia di kalangan investor, tetapi juga menimbulkan pertanyaan mendalam: apa yang sebenarnya mendorong kenaikan ini, dan apakah ini akan bertahan dalam jangka panjang?

Ethereum Sentuh Rekor Baru

Pada tanggal 18 Juli 2025, harga tertinggi Ethereum tercatat menyentuh angka USD 8.750 per ETH, melampaui rekor sebelumnya yang terjadi pada tahun 2021. Pencapaian ini terjadi di tengah gelombang positif pasar kripto global yang juga disertai dengan naiknya harga Bitcoin dan meningkatnya minat institusional terhadap aset digital.

“Lonjakan harga ini tidak terjadi dalam ruang hampa. Ada kombinasi faktor fundamental dan sentimen pasar yang mendorong Ethereum menuju rekor ini,” ujar Meltem Demirors, Chief Strategy Officer CoinShares, dalam wawancara dengan Bloomberg Crypto.

Faktor yang Mendorong Harga Tertinggi Ethereum

1. Adopsi Teknologi Web3 dan DeFi

Salah satu kekuatan utama Ethereum adalah perannya dalam mendukung aplikasi berbasis blockchain seperti DeFi (Decentralized Finance), NFT, dan Web3. Lonjakan penggunaan protokol DeFi dan peningkatan volume transaksi dalam ekosistem Ethereum telah menjadi faktor kunci di balik harga tertinggi Ethereum.

“Permintaan untuk transaksi berbasis smart contract meningkat pesat, dan itu berarti permintaan terhadap ETH juga ikut naik,” kata Joseph Lubin, co-founder Ethereum dan CEO ConsenSys.

2. Peningkatan Skalabilitas Melalui Ethereum 2.0

Upgrade jaringan Ethereum melalui Ethereum 2.0 (sekarang dikenal sebagai “The Merge” dan “Proto-Danksharding”) telah mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan efisiensi jaringan. Ini mendorong lebih banyak pengembang dan pengguna untuk beralih ke Ethereum, yang kemudian turut mendorong harga tertinggi Ethereum.

“Ethereum kini lebih hemat energi dan bisa menangani lebih banyak transaksi dalam waktu singkat. Ini membuatnya lebih kompetitif dibanding blockchain lain,” ujar Vitalik Buterin, pencipta Ethereum.

3. Dukungan Investor Institusional

Masuknya dana besar dari institusi seperti BlackRock, Fidelity, dan perusahaan investasi Asia ke pasar kripto—khususnya Ethereum ETF—juga menjadi pemicu utama harga tertinggi Ethereum. ETF ini memberikan akses mudah bagi investor tradisional untuk memiliki eksposur terhadap ETH.

Menurut laporan dari Glassnode, arus masuk dana ke produk derivatif Ethereum meningkat sebesar 40% sejak kuartal kedua 2025.


Dampak Harga Tertinggi Ethereum Terhadap Pasar

Kenaikan ini bukan hanya berdampak pada pemegang ETH, tapi juga terhadap seluruh ekosistem kripto. Banyak altcoin yang berbasis Ethereum mengalami reli harga karena korelasi positif dengan ETH. Selain itu, lonjakan harga tertinggi Ethereum juga meningkatkan nilai total aset yang terkunci (TVL) dalam protokol DeFi berbasis Ethereum.

Di sisi lain, kenaikan ini juga memunculkan kekhawatiran potensi koreksi tajam. Banyak analis mengingatkan bahwa volatilitas tinggi masih menjadi bagian tak terpisahkan dari pasar kripto.

Pandangan Pelaku Pasar

“Kami melihat Ethereum sebagai tulang punggung infrastruktur Web3 masa depan. Harga tertinggi Ethereum hanya mencerminkan sebagian kecil dari potensinya,” kata Catherine Wood, CEO ARK Invest.

Namun, ia juga menambahkan bahwa investor harus bersikap realistis dan tidak gegabah mengambil keputusan tanpa memahami risiko jangka pendek, termasuk kemungkinan koreksi setelah lonjakan cepat.

Sementara itu, di Indonesia, CEO Indodax Oscar Darmawan menyebut bahwa minat masyarakat terhadap Ethereum melonjak drastis setelah rekor harga baru ini tercapai.

“Transaksi ETH di platform kami naik 30% dalam sepekan terakhir. Banyak pengguna yang FOMO karena melihat harga tertinggi Ethereum ini sebagai peluang jangka pendek,” ujarnya.

Risiko dan Tantangan ke Depan

Meskipun saat ini Ethereum berada di puncak performa, tetap ada sejumlah risiko yang harus diperhatikan:

  1. Persaingan dari blockchain lain seperti Solana, Avalanche, dan Polygon yang menawarkan kecepatan dan biaya lebih rendah.
  2. Regulasi global yang bisa membatasi perdagangan dan penggunaan kripto di beberapa negara.
  3. Potensi koreksi harga setelah reli tajam dalam waktu singkat.

“Harga bisa jatuh lebih cepat daripada naik. Investor harus punya strategi keluar dan jangan hanya fokus pada harga tertinggi Ethereum,” kata Rachmat Gunawan, analis pasar dari Mirae Asset Sekuritas.

Prediksi Ke Depan

Beberapa analis memperkirakan bahwa ETH masih punya ruang untuk tumbuh, dengan target harga USD 10.000 dalam jangka menengah jika faktor makro tetap mendukung. Namun, mereka juga menyarankan agar investor memperhatikan sinyal-sinyal teknikal dan fundamental.

Dengan semakin banyaknya institusi yang masuk, Ethereum bisa dianggap sebagai aset digital “blue chip” yang memiliki nilai lebih dari sekadar spekulasi. Namun, keberlanjutan dari harga tertinggi Ethereum akan sangat bergantung pada perkembangan teknologi jaringan dan dukungan komunitas global.

Kesimpulan

Pencapaian harga tertinggi Ethereum di tahun 2025 menjadi tonggak penting dalam sejarah pasar kripto. Kenaikan ini didorong oleh kombinasi adopsi teknologi, peningkatan skalabilitas jaringan, serta masuknya investor institusional.

Meski memberikan peluang besar bagi investor, penting untuk tetap berhati-hati dan memahami bahwa pasar kripto sangat volatil. Momen ini bisa menjadi titik awal fase pertumbuhan baru, atau justru awal dari koreksi yang wajar.

Satu hal yang pasti: Ethereum semakin mengukuhkan posisinya sebagai fondasi utama ekosistem blockchain global.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU