26.3 C
Jakarta
Jumat, 29 Maret, 2024

Janji Presiden Jokowi Turunkan Harga Minyak Goreng, Puan: Masih Mahal!

JAKARTA, duniafintech.com – Janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bisa menurunkan harga minyak goreng menjadi Rp14.000 per liter, dinilai belum terealisasi.

Tak ayal hal ini membuat geram Ketua DPR RI, Puan Maharani yang meminta Presiden Jokowi untuk memantau Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng di pasaran.

Lebih lanjut, Puan menilai penerapan subsidi yang tidak merata dilaporkan menjadi salah satu penyebab tidak sesuainya harga minyak goreng dengan ketentuan HET.

“Setiap saya kunjungan ke daerah, saya selalu menyempatkan untuk mengecek harga komoditas pangan di pasar. Dan sampai sekarang, baik pedagang maupun pembeli masih mengeluhkan harga minyak goreng yang masih mahal,” ucap Puan.

Puan juga menegaskan pemerintah harus punya langkah strategis dengan berupaya menggandeng seluruh pemerintah daerah dalam melakukan pemantauan di seluruh wilayah, termasuk mengenai pemerataan subsidi minyak goreng.

Baca juga: Wow! Ada yang “Bela” Tersangka Mafia dan Ancam Boikot Program Minyak Goreng Curah Nih

Kemudian, kesejahteraan para petani sawit serta tenaga kerja di industri sawit tidak terabaikan. Sehingga, stabilitas harga pangan tetap terjaga.

“Apalagi, minyak goreng memang menjadi salah satu bahan pangan pendukung untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. Stabilitas pasokan minyak goreng di pasar mesti diperhatikan agar tidak terjadi aksi borong minyak goreng saat turun harganya,” tutur perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini.

Selain itu, Puan mendorong pemerintah melakukan sosialisasi sekaligus operasi pasar secara konsisten.

Hal ini penting guna mencegah aksi pemborongan atau penyelundupan minyak goreng seperti yang pernah terjadi sebelumnya yang berdampak terhadap kelangkaan minyak goreng di pasaran.

Terakhir, Puan meminta pemerintah melakukan evaluasi berkala atas kebijakan pencabutan larangan ekspor sawit dan minyak goreng.

Baca juga: Jokowi Tunjuk Luhut Urus Minyak Goreng Jawa-Bali, Pengamat Nilai Dapat Merusak Tata Kerja Pemerintahan

Menurutnya, pembukaan keran ekspor CPO dan turunannya harus diuji keberhasilannya.

“Jangan sampai kita kembali memutar roda yang sama. Minyak langka karena ulah segelintir pihak yang ingin ambil keuntungan lebih, lalu berdampak pada naiknya harga. Pada akhirnya, masalah ini jadi pengulangan terus menerus,” pungkas Puan.

Sekedar informasi, Presiden Jokowi memutuskan untuk membuka lagi ekspor crude palm oil (CPO) hingga minyak goreng per tanggal 23 Mei kemarin.

Jokowi pun memastikan harga minyak goreng di dalam negeri cukup stabil.

“Kita masih bisa mengendalikan inflasi, kenaikan harga-harga (komoditas/minyak goreng,” ungkap Jokowi.

Terkait janji Presiden Jokowi, dirinya menaruh optimisme tinggi harga minyak goreng di pasaran akan turun atau kembali ke harga normal. Minyak curah misalnya, akan kembali ke hargar Rp14.000 per liter.

Jokowi mengaku sudah menemukan kunci agar polemik harga minyak goreng selesai.

“Tapi ini kuncinya sudah ketemu, ini dalam seminggu, dua minggu, Insya Allah yang namanya minyak goreng curah akan berada di harga Rp14.000 (per liter),” kata Jokowi dikutip laman Sekretariat Presiden, Sabtu (21/5).

Jokowi mengatakan, sejumlah kebijakan telah diputuskan untuk menjaga kestabilan harga minyak goreng di pasaran. Namun, Jokowi mengakui bahwa persoalan minyak goreng bukanlah hal mudah.

Eks Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan bahwa sejak Januari 2022 telah terjadi kenaikan harga minyak goreng yang disebabkan adanya kenaikan harga internasional.

“Karena harga minyak goreng terutama di Eropa, di Amerika naiknya tinggi, harga di dalam negeri ketarik (naik harganya),” jelasnya.

Maka dari itu, produsen minyak goreng di dalam negeri lebih memilih mengekspor minyak goreng dibandingkan memasok di dalam negeri sehingga terjadi kenaikan harga minyak di dalam negeri karena kelangkaan stok.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Jokowi mengakui telah memutuskan beberapa kebijakan. Salah satunya dengan menyetop ekspor minyak goreng agar pasokan dalam negeri dapat terpenuhi.

“Akhirnya saya setop, setop minyak goreng enggak boleh ekspor. Tetapi itu juga kebijakan yang tidak mudah,” katanya.

Setelah ekspor minyak goreng disetop, sambung Jokowi, harga tandan sawit jatuh, dan ini terkait dengan 17 juta orang tenaga kerja, baik sebagai petani maupun pekerja.

“Negara ini mencari keseimbangan seperti itu tidak mudah, jangan dipikir gampang, tidak mudah. Begitu juga selain urusan petani, urusan pekerja di sawit, juga urusan income negara,” jelasnya.

Jokowi menegaskan akan terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan ketersediaan dan harga minyak goreng di tanah air.

Baca juga: Jalan Tol Jokowi Kerap Dibangun, Tapi Dijual Untuk Bayar Utang?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE