31.6 C
Jakarta
Rabu, 24 April, 2024

Jokowi Dilema Soal Kenaikan Harga BBM Subsidi

JAKARTA, duniafintech.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan keputusan kenaikan harga (BBM) subsidi energi harus dipertimbangkan dengan matang dan diputuskan secara hati-hati.

Menurut Jokowi keputusan untuk menaikkan harga subsidi energi harus diputuskan secara hati-hati karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Terutama dampak terhadap kenaikan harga tersebut, agar tidak menurunkan daya beli masyarakat dan menurunkan konsumsi rumah tangga.

“Ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Jadi semuanya harus diputuskan secara hati-hati,” kata Jokowi. Jakarta, Selasa (23/8).

Baca juga: Luhut: Presiden Akan Umumkan Kenaikan Harga BBM Subsidi

Dia menambahkan kenaikan harga energi subsidi membawa dampak terhadap angka inflasi. Menurutnya imbas kenaikan harga subsidi akan tingginya angka inflasi di Indonesia sehingga dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

“Semuanya suruh saya ngitung betul, ngitung betul sebelum diputuskan,” kata Jokowi.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Presiden Joko Widodo akan mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi jenis Solar dan Pertalite di Minggu depan.

“Mungkin Minggu depan, Presiden akan mengumumkan mengenai penjelasan kenaikan harga ini,” kata Luhut.

Baca juga: Soal Harga BBM Subsidi, Jokowi Minta Sri Mulyani Hitung Ulang Beban APBN

Luhut menilai langkah Presiden dengan mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi dengan melihat tingginya harga minyak mentah global. Kemudian, dengan melihat harga BBM di Indonesia masih tergolong murah. Sehingga dengan melihat kondisi tersebut juga membuat APBN juga semakin terbebani.

Terkait angka inflasi, menurut Luhut besaran dampak terhadap inflasi tergantung dari besaran harga kenaikan Solar dan Pertalite yang akan ditetapkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, Luhut meminta kepada masyarakat untuk bersiap-siap apabila pemerintah menaikkan harga Pertalite dan Solar, mengingat beban subsidi energi dan kompensasi yang sudah tembus sekitar Rp502 triliun.

“Jadi tadi mengurangi tekanan kita karena crude oil naik sekarang, kebetulan turun. Kita harus siap-siap karena subsidinya sudah Rp502 triliun. Jadi kita berharap bisa dengan pengurangan mobil combustion diganti dengan listrik kemudian B40,” kata Luhut.

Baca juga: Menteri Bahlil: Siap-Siap Untuk Kenaikan Harga BBM Subsidi

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE