28.8 C
Jakarta
Kamis, 25 April, 2024

Kemendag: Harga Bahan Pokok Stabil Meski Harga BBM Naik

JAKARTA, duniafintech.com – Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan harga barang kebutuhan pokok akan tetap stabil meski harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mengalami kenaikan.

Kemendag melalui Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengaku memonitor harga barang kebutuhan pokok guna mengantisipasi gejolak harga barang kebutuhan pokok, khususnya pasca kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.

“Saya setiap hari memonitor harga barang kebutuhan pokok. Pasar Karang Ayu harga barang kebutuhan pokok stabil. Untuk telur terus mengalami penurunan, di pasar tercatat Rp27.000 per kilogram dan terus kita monitor,” kata Zulkifli.

Berdasarkan pantauan, harga beras medium tercatat Rp10.000/kg, beras premium Rp12.000/kg, gula pasir Rp13.000/kg, minyak goreng curah Rp12.000/liter, minyak goreng Minyakita Rp14.000/liter, minyak goreng kemasan Rp18.000/liter, tepung terigu Rp12.500/kg, daging sapi Rp130.000/kg, daging ayam ras Rp34.000/kg, telur ayam Rp27.000/kg, cabai merah keriting Rp60.000/kg, cabai merah besar Rp55.000/kg, cabai rawit merah Rp45.000/kg, bawang merah Rp30.000/kg, dan bawang putih Rp20.000/kg.

Baca jugaHarga Bahan Pokok Jelang Lebaran Naik, Daging Sapi Paling Tinggi

Zulkifli menambahkan Presiden Joko Widodo menginstruksikan  Pemerintah Daerah untuk membantu biaya transportasi barang kebutuhan pokok. Terutama bagi daerah yang mengalami kenaikan harga barang kebutuhan pokok lebih dari 5 persen.

“Pemerintah daerah akan membantu subsidi transportasinya sehingga harga barang kebutuhan pokok dapat turun. Jadi iniharus menjadi perhatian jangan sampai bergejolak,” kata Zulkifli.

Pemerintah akan terus berupaya menjaga inflasi pangan terkendali. Diantaranya melalui operasi pasar, serta  subsidi angkutan maupun optimalisasi program Gerai Maritim, Tol Laut, dan Jembatan Udara. Pemerintah optimis dapat mengendalikan gejolak harga sebagaimana upaya stabilisasi Minyak Goreng yang berhasil mencatatkan deflasi dalam empat bulan terakhir.

Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja penjualan eceran mengalami pertumbuhan sebesar 5,4 persen (yoy) atau secara prakiraan Indeks Penjualan Riil (IPR) sebesar 202,8.

Baca jugaBahan Pokok Melonjak, Pengamat Nilai Rencana Kenaikan Pertalite-Solar Belum Tepat

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan pertumbuhan penjualan eceran tersebut didukung oleh peningkatan penjualan kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan tumbuh 1,3 persen (mtm) setelah sebelumnya mengalami kontraksi selama 3 bulan berturut-turut.

“Hal ini terutama didorong oleh peningkatan penjualan kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta perbaikan kelompok suku cadang dan aksesori,” kata Erwin.

Dia mencatat jika mengacu pada bulan Juli 2022, hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) mengindikasikan kinerja penjualan eceran tumbuh lebih tinggi, tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Juli 2022 yang tercatat sebesar 200,2, atau tumbuh 6,2% (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,1% (yoy).

Menurutnya Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan penjualan pada hampir seluruh kelompok barang, diantaranya pada Subkelompok Sandang (59,4%, yoy) dan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (67,2%, yoy). Secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran pada Juli 2022 tercatat -3,1% (mtm), membaik dari -11,8% (mtm) pada bulan sebelumnya, terutama pada Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Subkelompok Sandang, serta Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi.

Baca jugaAwas! Harga Pertalite-Solar Naik, Imbasnya ke Tarif Angkutan Hingga Bahan Pokok

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE