30 C
Jakarta
Kamis, 28 Maret, 2024

Laba BUMN Meningkat Rp303 Triliun, Erick Thohir Abaikan Survei Capres Cawapres

JAKARTA, duniafintech.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir laba BUMN mengaku tidak akan terpengaruh terhadap hasil survei terkait calon presiden dan calon wakil presiden. 

Erick Thohir mengaku laba BUMN akan fokus menyelesaikan tugasnya sebagai Menteri BUMN. Sebab jika melihat kondisi politik di Indonesia, hanya kandidat yang memiliki partai. Sedangkan dirinya tidak memiliki partai. 

Baca juga: Menteri Erick Ungkap Penyebab BUMN Karya Selalu Merugi

“Konteksnya politik Indonesia kalau bicara capres cawapres itu keputusannya partai, harus 20 persen. Saya kan kebetulan tidak punya partai,” kata Erick. 

Hal itu dibuktikan dengan adanya peningkatan laba perusahaan BUMN yang terus meningkat. Dia mencatat untuk laba perusahaan BUMN meningkat dari Rp13 triliun di tahun 2020, menjadi Rp124 triliun di tahun 2021 dan kembali meningkat menjadi Rp303 triliun di tahun 2022. 

Selain itu, dividen BUMN pun mengalami peningkatan hingga Rp80,2 triliun. Menurutnya hal itu merupakan rekor terbesar sepanjang sejara di BUMN.

“Ini dalam sejarah belum pernah,” kata Erick. 

Sebelumnya, Erick Thohir menyatakan kinerja BUMN mencetak rekor sepanjang sejara dengan nilai sebesar Rp80,2 triliun.

Baca juga: BUMN Pastikan Kebutuhan Pangan Jelang Ramadhan Tercukupi

“Alhamdulillah, kinerja BUMN dalam menghasilkan dividen bagi negara dalam jumlah yang belum tercapai sepanjang sejarah. Nilainya sebesar Rp80,2 triliun,” kata Erick.

Menurutnya hal itu menunjukkan adanya kontribusi BUMN untuk penghasilan negara. Dia menambahkan tidak hanya memiliki penghasilan dari pajak tetapi juga hasil usaha yang digunakan untuk program pemerintah seperti Bantuan Sosial (Bansos) dan lain-lain. 

“Nah ini keseimbangan yang terus kita jaga. BUMN yang sehat akan memberikan kontribusi kepada rakyat,” kata Erick. 

Dia menjelaskan dividen yang dihasilkan oleh perusahaan BUMN dapat menambah pendapatan negara, sehingga negara tidak hanya mengandalkan pajak tetapi juga berasal dari BUMN. 

Erick mengungkapkan saat bekerja di awal tahun profit BUMN mencapai Rp14 triliun. Kemudian, 2 tahun lalu mencapai Rp124 triliun. Tahun lalu pun mencapai Rp303 triliun, dikurangi dengan PT Garuda (Persero) Tbk non cash mencapai Rp60 triliun. 

“Tapi itu pun masih tergolong laba masih Rp240 triliun,” kata Erick. 

Baca juga: Gandeng BEI, Menteri Erick Dorong Perusahaan BUMN untuk Go Public

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE