Site icon Dunia Fintech

Manajemen Transportasi Otomatis di Kargo

manajemen transportasi picture

duniafintech.com – Di era teknologi, otomasi sebuah sistem sudah menjadi hal biasa. Tak terkecuali otomasi logistik untuk manajemen transportasi. Teknologi ini bisa digunakan untuk pengolaan transportasi perusahaan sampai mengurangi proses memasukan data secara manual. Teknologi inilah yang coba diadaptasi oleh Kargo.

Baca juga

Kargo adalah marketplace logistik truk di Indonesia. Jenis-jenis alat transportasi di marketplace tersebut beragam, seperti pick up, blind van, engkel, tronton hingga kontainer. Jenis permintaan dari pengguna pun bisa bervariasi. Mereka bisa mengajukan permintaan muatan harian, kontrak atau proyek, dan langganan dengan manajemen transportasi secara online. 

Untuk dapat menerima order dari online, pengguna wajib mendaftar dan aktivasi akun terlebih dahulu. Pengguna dan vendor bertransaksi langsung dan menanggung segala risiko transaksi. Secara garis besar, cara memakai platform Kargo ialah membuat request, lelang online, reservasi, pembayaran, dan pemberian ulasan.

Syarat wajib menjadi mitra di Kargo juga tak terlampau rumit. Calon mitra cukup memilih jenis langganan, Full atau Starter. Lalu, daftar. Meski terkesan sederhana, perusahaan ini menerapkan sejumlah kebijakan agar mitra dapat terhindar dari suspend. Kebijakan tersebut antara lain:

Baca juga

Kargo mencoba membantu menawarkan solusi terhadap empat permasalahan yang umum terjadi seputar logistik dalam manajemen transportasi, yakni :

Indonesia adalah negara kepulauan yang cukup besar. Hal ini menjadi permasalahan cukup besar untuk logistik Indonesia karena perpindahan barang-barang besar antarpulau memakan waktu yang cukup lama dan biaya yang besar dan ditambah minimnya infrastruktur.

Biaya pengiriman barang juga menjadi salah satu masalah karena topografi Indonesia yang memiliki kontur beragam serta tersebar di beberapa pulau. Kondisi ini turut menambah biaya pengiriman barang.

Banyak perusahaan-perusahaan logistik ataupun perusahaan yang ingin mengirim barang dihambat oleh  belum adanya ketersediaan infrastruktur dan jaringan yang andal, masih terbatasnya jangkauan jaringan pelayanan nonseluler, dan masih terbiasanya menggunakan sistem manual (paper based system) dalam transaksi logistik.

Banyak infrastruktur-infrastruktur Indonesia yang belum memadai dari jalan yang rusak sampai minimnya pelabuhan untuk docking kapal logistik. Hal tersebut membuat risiko pengiriman barang ke tempat yang jauh. Selain itu, pengiriman barang mempunyai risiko kecelakaan, maka harga pengiriman barang tersebut menjadi tinggi.

Baca juga

Source: kargo.co.id

Written by: Sebastian Atmodjo

Exit mobile version