27.1 C
Jakarta
Sabtu, 4 Mei, 2024

Marak Pembayaran Digital, Apakah ATM Masih Berguna di Masa Depan?

JAKARTA, duniafintech.com – Maraknya metode pembayaran digital dalam beberapa waktu terakhir mencuatkan pertanyaan penting, yakni apakah ATM atau Anjungan Tunai Mandiri masih berguna di masa depan?

Seperti diketahui, aktivitas pembayaran digital kini memang semakin banyak digunakan oleh masyarakat. Misalnya saja layanan pembayaran yang tidak lagi menggunakan kartu ATM, seperti e-wallet dan aplikasi digital bank melalui smartphone.

Menanggapi fenomena itu, Ketua Umum Perbanas, Kartika Wirtjoatmodjo, mengatakan bahwa adopsi transaksi digital memang sedang meledak beberapa tahun belakangan ini. Sebagaimana diketahui, adopsi transaksi digital mulai meledak antara tahun 2015—2019.

“Kemudian dalam satu tahun terakhir telah meledak. Model lama, misalnya. Bagaimana kami melihat masa depan? Apakah ATM masih akan relevan di masa depan?” ucapnya pada kegiatan G20 Finance Track Side Event, dikutip dari Detik.com, Selasa (15/2/2022).

Ia menerangkan, pembayaran digital menjadi tambahan pilihan bagi masyarakat dalam bertransaksi. Sebelumnya, sistem pembayaran diketahui hanya ada tiga, yakni transfer langsung, kartu debit, dan kartu kredit.

“Itulah cara utama untuk mentransfer uang atau pembayaran. Sekarang tidak hanya itu, ada cara lain bisa menggunakan e-wallet, aplikasi digital. Jadi, itu bagus untuk nasabah,” paparnya.

Dengan adanya tambahan pilihan untuk bertransaksi, sambungnya, bakal memudahkan masyarakat memilih cara transaksi yang paling mudah atau murah.

“Mereka memiliki preferensi yang berbeda,” tutupnya.

Sejarah ATM di Indonesia

Kali pertama ATM hadir di Indonesia adalah pada tahun 1987 silam. Adapun bank yang pertama kali memperkenalkan ATM adalah Bank Niaga. Menurut Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk, Lani Darmawan, mesin ATM pertama itu ditempatkan di kantor pusat operasional Bank Niaga di Jalan Gajah Mada, Jakarta.

“Saat itu, tahun 1987, dan Bank Niaga pertama kali menempatkan mesin ATM di kantor pusat operasional Bank Niaga, Jalan Gajah Mada, DKI Jakarta,” ucapnya, beberapa waktu lalu.

Di samping itu, mesin ATM ini pun ditempatkan di beberapa kantor cabang. Kata dia lagi, kala itu, mesin ATM pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan lantaran tingginya kebutuhan masyarakat terkait transaksi selain di kantor cabang Bank. Pecahan uang yang dilayani ATM pada masa itu sebesar Rp10.000.

“Saat itu Bank Niaga sudah mulai menerapkan sistem perbankan online. Pecahan yang ada di mesin ATM pertama itu adalah Rp10.000,” sebutnya.

Lani menerangkan, masyarakat saat itu masih takut dan khawatir menggunakan mesin ATM yang dikeluarkan oleh Bank Niaga. Masih banyak keraguan untuk bertransaksi di mesin tersebut. Namun, dengan melakukan edukasi, baik ke internal staf Bank Niaga maupun nasabah, lambat laun muncul kepercayaan dalam menggunakan mesin ATM sebagai alternatif melakukan transaksi perbankan.

Disampaikannya, kini CIMB Niaga sudah memiliki sebanyak 4.316 mesin ATM, 133 mesin setor tunai, dan 801 mesin Tarik Setor Tunai.

 

 

Penulis: Kontributor / Boy Riza Utama

Editor: Anju Mahendra

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE