29 C
Jakarta
Selasa, 7 Mei, 2024

Menteri Zulkifli Peringatkan El Nino Bawa Dampak Kenaikan Harga Pangan

JAKARTA, duniafintech.com – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memperingatkan kepada masyarakat agar tidak kaget jika terjadi kenaikan harga pangan, lantaran di berbagai negara asia saat ini mengalami cuaca panas ekstrem atau sering disebut El Nino. 

Menteri Zulkifli mengatakan El Nino tentunya akan mempengaruhi produksi pangan dan beberapa komoditas pangan sudah mulai merangkak naik, akibat produksi pangan menjadi terganggu. 

Baca juga: Wamendag Dorong Masyarakat Tingkatkan Penggunaan Pembayaran Digital

Menurutnya saat ini di berbagai negara tengah merasakan dampak dari El Nino, bahkan sampai menelan korban jiwa. Misalnya seperti Tiongkok, India dan negara-negara di ASEAN seperti di Malaysia. 

“Tentu ini akan mempengaruhi produksi pangan. Dimana-mana, itu panasnya tidak seperti biasanya,” kata Zulkifli. 

Namun berbeda dengan negara-negara barat yang saat ini mengalami peningkatan produksi pangan. Misalnya negara barat saat ini memiliki produksi yang sangat bagus di sektor kedelai. Sedangkan di Asia dan ASEAN malah memiliki cuaca yang sangat panas. 

Kendati demikian, Zulkifli tetap mengkhawatirkan kondisi El Nino akan berdampak ke Indonesia. Untuk itu, Zulkifli meminta kepada masyarakat untuk mempersiapkan kenaikan harga pangan mana kala harus menghadapi cuaca panas ekstrem. 

“Tapi yang Asia, Tiongkok, ASEAN mengalami cuaca yang panas sekali. Kita mengkhawatirkan akan mempengaruhi produksi pangan. Jadi kita siap-siap saja,” kata Zulkifli. 

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau tahun 2023 akan tiba lebih awal dari sebelumnya. Selain itu, curah hujan yang turun selama musim kemarau diprediksi akan normal hingga lebih kering dibandingkan biasanya. Adapun puncak Musim Kemarau 2023 diprediksikan terjadi di Agustus 2023

“289 ZOM atau sejumlah 41% wilayah memasuki musim kemarau MAJU atau lebih awal dari Normalnya. 200 ZOM atau 29 % wilayah memasuki musim kemarau SAMA dengan Normalnya. Dan, 95 ZOM atau 14 wilayah memasuki musim kemarau MUNDUR atau lebih lambat dari Normalnya,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.

Baca juga: Kemendag Dorong Pelaku Usaha Perempuan Jual Produk Makanan-Minuman ke Kanada

Dwikorita menjelaskan wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih awal pada bulan April mendatang meliputi Bali, NTB, NTT, sebagian besar Jawa Timur. Sedangkan wilayah yang memasuki musim kemarau pada bulan Mei meliputi sebagian besar Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian besar Jawa Barat, sebagian besar Banten, sebagian Pulau Sumatera bagian selatan, Papua bagian selatan.

Sementara itu, tambah dia, wilayah yang baru memasuki musim kemarau pada bulan Juni meliputi Jakarta, sebagian kecil Pulau Jawa, sebagian besar Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, sebagian besar Riau, sebagian besar Sumatera Barat, sebagian Pulau Kalimantan bagian selatan, dan sebagian besar Pulau Sulawesi bagian utara.

“Awal Musim Kemarau 2023 umumnya diprediksi pada bulan April 2023 (119 ZOM, 17%), Mei 2023 (156 ZOM, 22%), Juni 2023 (155 ZOM,22%). Adapun sifat hujan, pada periode Musim Kemarau 2023 diprakirakan, BAWAH NORMAL 327 ZOM (47%), NORMAL 327 ZOM (47%), dan ATAS NORMAL sebanyak 45 ZOM (6,4%),” paparnya.

Baca juga: Meski Harga Kripto Turun, Wamendag Pastikan Minat Investasi Kripto Tidak Surut

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU