33.4 C
Jakarta
Kamis, 18 April, 2024

Miliki Pengalaman Hadapi Krisis, Sri Mulyani Optimistis ASEAN Siap Hadapi Kemungkinan Resesi

JAKARTA, duniafintech.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan negara ASEAN memiliki kesiapan dalam menghadapi kerentanan krisis resesi di sektor keuangan, tidak terkecuali bagi Indonesia. Hal itu dikarenakan negara ASEAN memiliki pengalaman dari Asian Financial Crisis tahun 1997-1998. 

“Kita masih memiliki memori segar krisis keuangan Asia 1997-1998. Maka belajar dari krisis tersebut, seluruh negara anggota ASEAN sebenarnya memperkuat banyak regulasi,” ungkap Menkeu Sri Mulyani terkait resesi di ASEAN.

Baca juga: Sri Mulyani Klaim Kontribusi UMKM Capai 69 Persen untuk GDP ASEAN

Sri Mulyani menjelaskan regulasi yang dimaksud meliputi prudential banking regulation, pasar modal, dan penyelenggaraan lembaga keuangan non bank. Selain itu, bank sentral juga menjadi independen dan memiliki target inflasi yang kredibel.

Menurutnya ASEAN sebagai salah satu kawasan yang banyak menarik modal jangka pendek maupun jangka panjang juga dapat menciptakan beberapa kemungkinan perilaku di tingkat mikro seperti korporasi, perbankan, atau lembaga keuangan yang mungkin memicu situasi krisis. Untuk itu dalam menghadapi risiko tersebut, Menkeu mengatakan perlu kerja sama antar anggotanya untuk mendeteksinya.

“Yang paling penting adalah apakah anda benar-benar dapat mendeteksi risiko tersebut sejak dini dan kemudian menangani risiko tersebut dengan cukup efektif,” kata Sri Mulyani. 

Dia menambahkan dari krisis keuangan 1997-1998, ASEAN juga memiliki inisiatif Chiang Mai yang menjadi jaring pengaman keuangan regional sehingga menciptakan disiplin tertentu untuk mencegah krisis muncul.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan Indonesia memiliki peluang terhindar dari resesi ekonomi sebesar 97 persen. Artinya, Indonesia tidak mengalami resesi ekonomi di tahun 2023. 

Baca juga: Cegah Resesi Ekonomi, Kemenperin Dorong Industri Tekstil Restrukturisasi Mesin

“Dari data yang ada kemungkinan Indonesia menghadapi resesi tahun 2023 hanya 3 persen. Artinya 97 persen, Insya Allah tidak ada resesi di Indonesia,” kata Airlangga. 

Dia menjelaskan alasan Indonesia terlepas dari resesi ekonomi dikarenakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,3 persen. Hal itu, merupakan pertumbuhan ekonomi terbesar dalam 10 tahun terakhir. 

Menurutnya dengan angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen, menjadikan Indonesia menempati peringkat tertinggi kedua di antara negara G20 setelah Saudi Arabia. 

“Di tengah tantangan global, pemerintah memastikan pemulihan ekonomi yang efektif di tahun 2022 dengang pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3 persen, tertinggi kedua setelah Saudi Arabia,” kata Airlangga. 

Baca juga: Apa Itu Resesi Ekonomi Global: Penyebab, Gejala, dan Cara Menanggulanginya

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE