Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyepakati untuk memangkas bunga pinjaman fintech lending sebesar 50% dari sebelumnya paling tinggi 0,8% per hari, menjadi 0,4% per hari.
Menanggapi hal itu Co-Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya mengungkapkan bahwa kebijakan tersebut tidak terlalu berdampak kepada bisnis Modalku sebagai platform pembiayaan bagi UMKM.
Pasalnya, bunga pinjaman fintech yang ditetapkan oleh asosiasi tersebut masih sama dengan bunga pinjaman yang diberlakukan oleh Modalku selama ini dalam menyalurkan pinjaman kepada debitur.
“Bagi Modalku, penurunan bunga pinjaman yang diberlakukan tidak berdampak signifikan karena bunga yang diterapkan sudah sesuai dengan rencana pemangkasan tersebut,” katanya kepada Duniafintech.com, Kamis (28/10).
Dia menjelaskan, Modalku sebagai platform pendanaan yang fokus untuk memberikan pinjaman pada segmen UMKM produktif, memberlakukan bunga pinjaman mulai dari 1% flat per bulan sampai dengan 3% flat per bulan.
Artinya, jika dibag rata-rata per harinya maka bunga pinjaman yang diberlakukan oleh Modalku setara dengan 0,03% flat per hari sampai dengan 0,1% flat per hari.
“Jika dibandingkan dengan rencana pemangkasan, maka Modalku masih memiliki ruang mulai dari 0,3% flat per hari,” ujarnya.
Terus Dorong Peningkatan Bisnis UMKM
Situasi pandemi Covid-19 berdampak pada kondisi perekonomian global, termasuk Indonesia. Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi yang paling terpukul dengan kondisi tersebut.
Kondisi krisis ini membuat sejumlah UMKM membutuhkan modal tambahan untuk dapat terus bertahan di situasi sulit, sembari perlahan memulihkan bisnisnya. Kehadiran platform pembiayaan digital seperti Modalku menjadi salah satu faktor pendukung dari penyelamatan bisnis UMKM.
Reynold Wijaya menuturkan, meskipun mitra UMKM yang tergabung di dalam ekosistem Modalku terdampak pandemi, namun perusahaan masih mampu menyalurkan pinjaman yang cukup baik dalam dua tahun terakhir.
“Di Modalku sendiri, bisnis para UMKM di sektor tertentu yang menjadi peminjam juga ikut terdampak. Namun, Modalku masih menunjukkan performance yang cukup baik di tengah kondisi pandemi ini,” katanya kepada Duniafintech.com, Rabu (6/10).
Pendanaan yang Terus Meningkat
Dia mengungkapkan, untuk sepanjang tahun hingga September 2021 Modalku telah berhasil menyalurkan pinjaman kepada sejumlah UMKM senilai Rp 5,8 triliun di Asia Tenggara.
Realisasi pinjaman tersebut, masih mungkin meningkat mengingat sisa bulan yang masih berjalan hingga akhirnya tahun. Adapun, pada sepanjang tahun 2020 nilai pinjaman yang telah berhasil disalurkan mencapai Rp 8,8 triliun.
Sedangkan, untuk Indonesia saja, nilai pinjaman yang telah disalurkan oleh Modalku di tahun ini hingga 30 September 2021 adalah sebesar Rp799 miliar kepada 18.366 peminjam aktif. Peminjam aktif tersebut terdiri dari 17.077 institusi dan 1.289 individu.
Sementara secara kumulatif, untuk pinjaman yang telah disalurkan di Indonesia sejak Modalku berdiri hingga September 2021 telah mencapai Rp4,68 triliun, kepada total 63.667 akumulasi peminjam, yang terdiri dari 60.290 peminjam institusi dan 3.377 peminjam individu.
Adapun, jika diakumulasikan dari sejak Modalku berdiri di 2015 hingga September 2021, platform ini telah berhasil menyalurkan pinjaman usaha sebesar Rp 26 triliun kepada lebih dari 4,8 juta peminjam di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Singapura, Thailand dan Malaysia.
Kalau dibandingkan dengan jumlah pendanaan pada periode yang sama di tahun sebelumnya, jumlah pendanaan saat ini mengalami peningkatan. Pada tahun 2020 pinjaman yang digelontorkan sebesar Rp24,1 triliun untuk 2,99 juta peminjam di Asia Tenggara.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Anju Mahendra