33.4 C
Jakarta
Sabtu, 27 April, 2024

Pemerintah Dorong Ekosistem UMKM untuk Pertumbuhan Ekonomi Nasional

JAKARTA, duniafintech.com – Masih mendominasi dalam struktur ekonomi Indonesia, sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mampu berperan penting pada setiap kondisi krisis, terutama dalam menjaga resiliensi ekonomi domestik melalui kemampuan UMKM untuk dapat pulih dengan cepat. Optimalisasi peningkatan UMKM merupakan necessary condition bagi Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kontribusi UMKM untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 57% terhadap PDB Nasional dan terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 97% dari total tenaga kerja nasional. Peningkatan kontribusi UMKM terhadap ekspor nonmigas yang saat ini baru mencapai 16% dapat ditingkatkan sehingga mencapai angka 17% di 2024,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Baca juga: Menko Airlangga Minta Pemda Selesaikan Hambatan Investasi dan Kendalikan Inflasi

Airlangga mengungkapkan salah satu strategi pengembangan UMKM agar naik kelas yakni melalui peningkatan akses pembiayaan. Progres penyaluran kredit UMKM dari total kredit saat ini masih terbatas sekitar 21%, sehingga Pemerintah mendorong peningkatan akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang menargetkan porsi kredit mencapai 30% di tahun 2024. Selain itu, juga dilakukan melalui pembiayaan ultra mikro dengan menggunakan pendanaan yang berasal dari APBN, dana bergulir, serta pembiayaan syariah melalui lembaga keuangan mikro.

Airlangga menuturkan pembentukan ekosistem dari hulu ke hilir mulai dari produksi barang, pembiayaan, dan penjualan barang produksi UMKM, hingga melibatkan perusahaan besar sebagai offtaker, juga terus dilakukan. Hal ini akan mendukung pengembangan UMKM dengan peningkatan kuantitas dan kualitas produksi serta sumber dayanya.

“Agar penyaluran pembiayaan UMKM dapat berjalan optimal, maka Pemerintah tengah mengintegrasikan program-program yang sudah ada, baik di hulu maupun hilir. Diharapkan, ekosistem pembiayaan yang terintegrasi, mulai dari program bantuan sosial sampai pembiayaan komersial lembaga keuangan, dapat mendorong lebih banyak UMKM yang naik kelas,” kata Airlangga.

Sementara itu,  Managing Director & Partner Boston Consulting Group Haikal Siregar menjelaskan UMKM yang go digital memiliki dampak langsung dan tidak langsung. Misalnya, untuk dampak langsung adalah penjualan rokok makanan naik 1 kali lipat. Kemudian, dampak tidak langsungnya seperti toko roti menjadi lebih mudah mencari bahan baku untuk produksi di UMKM. 

Baca juga: Otomotif Listrik Bertumbuh, Menko Airlangga Dorong Investor Kembangkan Industri Otomotif

Selain itu, Haikal menambahkan dampak dari digitalisasi UMKM terhadap efisiensi, meningkatkan daya saing UMKM dan meningkatkan penjualan sebanyak 1 kali lipat hingga 2 kali lipat jika dibandingkan dengan UMKM konvensional. Hal yang memicu peningkatan penjualan tersebut disebabkan karena jangkauan pemasaran UMKM menjadi lebih luas. Bahkan, aksesnya bisa menjangkau pasar internasional sehingga dapat meningkatkan pendapatan para pelaku UMKM.

“Dampak lainnya dari UMKM online adalah potensi penyerapan tenaga kerja sebanyak 1,3 kali lipat,” kata Haikal. 

Dia mencontohkan seperti transaksi UMKM online di Tiongkok dan Jepang mengalami kenaikan hingga 78 persen, dari sebelumnya hanya 48 persen dan 84 persen dari 54 persen. Menurutnya peningkatan tersebut dikarenakan hasil inisiatif pemerintah dengan membangun infrastruktur teknologi dan informasi, subsidi, mengimplementasikan peta jalan digitalisasi serta memacu UMKM untuk mengadopsi teknologi mutakhir. 

“Nilai ekonomi UMKM yang go digital berpotensi mencapai US$900 miliar di Tiongkok dan Jepang mencapai US$300 miliar di tahun 2024,” ujar Haikal. 

Baca juga: Menko Airlangga Klaim Indonesia Berpeluang Jadi Produsen Halal di Dunia

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE