26.9 C
Jakarta
Sabtu, 27 April, 2024

Pemerintah Pastikan Harga BBM Tidak Mengalami Kenaikan

JAKARTA, duniafintech.com – Pemerintah memastikan akan memberikan subsidi BBM, LPG dan listrik di tahun 2022, langkah tersebut dilakukan agar harga BBM tidak mengalami kenaikan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan hingga pertengahan tahun ini, APBN mengalami surplus sebesar Rp106 triliun. Sehingga dengan adanya surplus tersebut, pemerintah masih mampu untuk memberikan subsidi di sektor energi.

“Oleh karena itu, pemerintah mampu memberikan subsidi BBM, LPG dan listrik, agar harga BBM di masyarakat tidak melambung tinggi,” kata Jokowi.

Baca juga: Sesuai Keekonomian, BBM Pertalite Harusnya Dijual di Atas Rp 13.000/Liter

Apalagi, dia menambahkan saat ini pertumbuhan ekonomi tumbuh positif di kisaran 5,44 persen pada kuartal II tahun 2022. Kemudian, untuk neraca perdagangan juga mengalami pertumbuhan surplus selama 27 tahun berturut-turut. Untuk di semester I tahun 2022, surplus sekitar Rp364 triliun.

Sedangkan untuk angka inflasi, Jokowi mengungkapkan pemerintah berhasil mengendalikan di kisaran 4,9 persen. Menurutnya angka inflasi tersebut jauh dibawah rata-rata negara ASEAN sekitar 7 persen. Menurutnya jika dibandingkan dengan negara-negara maju, angka inflasi sudah berada dikisaran 9 persen.

“Capaian tersebut patut kita syukuri,” kata Jokowi.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan mengkhawatirkan anggaran untuk subsidi energi akan membengkak lantaran harga BBM dan volume penggunaan BBM subsidi merangkak naik.

Jika mengacu terhadap data PT Pertamina (Persero) saat ini penyaluran BBM subsidi jenis Pertalite sudah mencapai 16,8 juta kilo liter. Berarti tersisa untuk kuota BBM subsidi jenis Pertaliter hanya sebesar 6,2 juta kilo liter hingga akhir tahun, dari kuota yang ditetapkan sebesar 23 juta kilo liter. Artinya, untuk kuota BBM subsidi jenis Pertalite akan ditambah sehingga anggaran subsidi akan membengkak.

Baca juga: Harga BBM Resmi Naik! Cek Daftar Harga Terbaru di Sini

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan dengan adanya penambahan anggaran untuk subsidi BBM akan disiapkan sebesar Rp502 triliun. Dia menilai jika mengacu APBN, harga minyak didasari dengan harga US$100 per barel. Apalagi harga minyak sempat menyentuh harga US$120 per barel.

Dia menambahkan dengan harga minyak dunia yang masih diatas asumsi pemerintah, kemudian dengan adanya kurs rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Sehingga akan membawa dampak terhadap APBN 2022 menjadi semakin tertekan.

“Kita akan menghadapi tekanan nilai tukar rupiah, deviasi harga minyak dan volume yang meningkat,” kata Sri Mulyani.

Baca juga: Subsidi BBM Bengkak, Akankah Harga Pertalite dan Solar Naik? 

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE