35.2 C
Jakarta
Rabu, 4 Oktober, 2023

PERUSAHAAN INDUK FASTPAY DAN BEBAS BAYAR RAIH SERTIFIKAT E MONEY

duniafintech.com – Banyak perusahaan berlomba-lomba menjadi leader di era financial technology seperti saat ini. Salah satunya adalah perusahaan induk FastPay dan Bebas Bayar, yakni PT Bimasakti Multi Sinergi. Belum lama ini, Bimasakti mendapatkan perizinan resmi penyelenggara uang elektronik dari Bank Indonesia (BI).

Izin resmi sertifikasi e-money didapatkan Bimasakti pada 14 Juni 2017 lalu dengan nomor izin 19/467/DKSP/Srt/B. Bimasakti telah mengurus sertifikasi ini selama berbulan-bulan dan berkali-kali diaudit oleh Bank Indonesia. Sebelumnya pada 8 Februari 2017 silam, Bimasakti mengikuti tahap akhir audit sertifikasi e-money. Audit dipimpin oleh Tim Departemen Kebijakan dan Sistem Pembayaran (DKSP) BI.

Sertifikat e-money diperlukan untuk legalitas pelaku bisnis electronic money di Indonesia. Dengan berbagai trobosan, Bimasakti semakin mantap untuk leading di industri financial technology tanah air.

Bimasakti merupakan perusahaan financial technology yang sudah melakoni dunia payment gateway dan switching provider nasional. Bimasakti juga dikenal sebagai perusahaan ritel yang mengoperasikan beberapa unit digital. Salah satunya WinMarket, sebuah layanan e-commerce yang menyasar segmentasi khusus pasar UMKM di Indonesia. Selain itu, Bimasakti juga menjadi perusahaan penggerak layanan e-payment Fastpay.

Total ada 10 unit bisnis digital yang dikelola BM, yakni Fastpay, BebasBayar, SpeedCash, FastTravel, TiketKAI.com, JadiPergi.com, RajaBiller, GigaPulsa, WinMarket, dan PlasaMall. Penerbitan izin ini menambah jajaran perusahaan e-money lokal yang berizin resmi, setelah sebelumnya penggarap GudangVoucher juga mendapatkan perizinan dari BI.

Data statistik dari BI sepanjang tahun 2016 menyatakan, jumlah uang elektronik yang beredar mencapai 51,2 juta kartu, tumbuh 49,22% secara year-on-year (YOY). Sementara dari segi volume transaksi 683,13 juta tumbuh 27,6% dengan nominal transaksi tumbuh 33,69% senilai Rp7,06 triliun.

Dari sebuah survei yang melibatkan lebih dari 1.000 responden di kalangan konsumen pada awal tahun 2017 lalu menunjukkan statistik  52,49% dari responden survei menyatakan siap untuk beralih ke layanan pembayaran digital di waktu mendatang. Saat berbicara spesifik terhadap generasi millennial (menyurvei 689 responden dari seluruh wilayah Indonesia), 63% di antaranya sudah mulai memanfaatkan layanan pembayaran digital.

Source: dailysocial.id

Written by: Sebastian Atmodjo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

-Inline sidebar-

ARTIKEL TERBARU

Setor Tunai BCA tanpa Kartu Mudah dan Praktis, Begini Caranya

JAKARTA, duniafintech.com – Setor tunai BCA tanpa kartu pada dasarnya penting diketahui oleh para nasabah dari PT Bank Central Asia TBK (BBCA). BCA sendiri salah...

Tips Mengatasi Mandiri Online yang Terblokir dengan Cepat dan Aman

JAKARTA, duniafintech.com - Tips mengatasi mandiri online yang terblokir nampaknya penting untuk dipelajari bagi para nasabah Bank Mandiri yang menggunakan layanan M-Banking. Memiliki mobile banking...

Berita Fintech Hari Ini: OJK Perbolehkan Pinjol Gunakan DC

JAKARTA, duniafintech.com - Berita fintech hari ini terkait Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengonfirmasi bahwa fintech peer to peer (P2P) lending diperbolehkan menggunakan jasa pihak...

Aplikasi Pembayaran Elektronik LinkAja, Cek Keunggulannya Yuk!

JAKARTA, duniafintech.com – Aplikasi pembayaran elektronik LinkAja adalah salah satu produk jasa keuangan yang sedang populer belakangan ini di tanah air. Aplikasi yang satu ini...

Tips Buka Deposito BCA untuk Investasi Jangka Panjang

JAKARTA, duniafintech.com - Tips buka deposito BCA tengah marak diperbincangkan belakangan ini, karena berinvestasi adalah langkah cerdas dalam mempersiapkan perekonomian masa depan. Bagi pemula yang...
LANGUAGE