26.3 C
Jakarta
Rabu, 25 Desember, 2024

Mengenal Price Action: Contoh Penggunaan dan Cara Kerjanya

Price Action adalah sebuah teori yang digunakan untuk menganalisis pergerakan harga dari suatu aset melalui data yang ada sebelumnya. Teori ini pada umumnya digunakan sebagai bagian dari analisis teknikal yang menggunakan beberapa data dari harga sebelumnya.

Secara teori, hal ini umumnya digunakan untuk menganalisis harga yang dilihat dengan menggunakan grafik candlestick atau grafik lilin. Teori tersebut nantinya menggunakan pergerakan dari harga sebelumnya untuk menganalisis kemungkinan harga kedepannya.

Umumnya teori ini dapat dilihat dengan menggunakan beberapa hal seperti halnya melihat pola candlestick, pola grafik, serta penetapan batas bawah dan atas (support dan resistance). Selain itu, analisis ini juga menggunakan beberapa time frame atau jangka waktu pada grafik sehingga mendapatkan hasil analisis secara tepat dan akurat.

Penggunaan teknik analisis ini memiliki sebuah kelemahan, yaitu sangat subjektif terhadap pihak yang menganalisis. Hal ini disebabkan karena penggambaran batas bawah dan atas yang relatif subjektif tergantung pada pandangan masing-masing trader. 

Untuk dapat menggambar batas-batas ini, biasanya trader akan melihat mana daerah yang sering dilewati oleh harga. Sehingga, nantinya trader dapat menentukan target keuntungan dan penutupan kerugian (cut loss). Setelah itu, trader juga akan menggunakan konfirmasi melalui pergerakan harga dan pola grafik atau candlestick.

Dalam penggunaan sebuah teori untuk menganalisis pergerakan harga dari suatu aset, para trader juga harus menggunakan beberapa indikator dan juga alat bantu seperti Fibonacci yang membantu analisis harga. Analisis ini dapat trader gunakan untuk aset manapun, termasuk crypto yang sudah sering digunakan oleh kebanyakan trader handal.

Contoh Penggunaannya dan Cara Trading Crypto dengan Price Action

Untuk mempermudah penjelasan mengenai teori tersebut, berikut ini adalah contoh salah satu cara analisis dengan menggunakan Teori Price Action. Dalam menggunakan teori ini, yakni para trader lebih dulu melihat pergerakan harga atau trend dari suatu aset pada jangka waktu yang lebih besar hingga lebih kecil.

Jangka waktu ini akan kembali lagi kepada tujuan utama kamu, yaitu untuk menjadi scalper, day trader, swing trader, atau position. Sebagai contoh, dalam hal ini akan menggunakan Bitcoin sebagai aset yang dianalisis dengan menggunakan teori tersebut dengan sudut pandang swing trader. Berikut adalah 3 cara trading crypto dengan teori analisis pergerakan harga dari suatu aset, antara lain:

  • Menggambar Pergerakan Trend

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menggambar grafik dengan jangka waktu harian yang digunakan untuk melihat pergerakan harga dan kemudian menarik sebuah garis trend untuk memperjelas pergerakan. Dengan menggambar pergerakan trend tersebut, maka nantinya trader akan mendapatkan penglihatan mengenai harga kedepannya akan seperti apa, entah itu naik atau turun.

  • Menggambar Batas Bawah dan Atas

Setelah itu, trader dapat membuka grafik 4 Jam untuk dapat membentuk batas bawah dan atas supaya menjadi panduan target profit dan juga manajemen risiko.

Garis tersebut diletakkan hanya di daerah pada harga yang mengalami penutupan atau pembukaan sebagai panduan dari pergerakannya. Pastikan untuk membedakan warna pada batas atas dan batas bawah untuk mempermudah kamu dalam melihat pergerakannya. Sebagai contoh, garis warna hijau dapat menjadi penentu target keuntungan dan garis warna merah dapat dijadikan target untuk menjaga kerugian untuk memudahkan trader mendapatkan gambaran lebih jelas.

Namun, trader juga perlu memastikan bahwa garis-garis tersebut sudah sesuai dengan rencana manajemen risiko awal sebelum membuka posisi. Konfirmasi ini dilakukan agar dana tetap terjaga walaupun saat membuka posisi sedang mengalami kerugian.

  • Mencari Konfirmasi Sebelum Membuka Posisi

Setelah itu, trader juga dapat pindah ke grafik 1 Jam atau 15 menit supaya bisa melihat konfirmasi agar dapat membuka posisi trading. Konfirmasi tersebut dapat trader lihat dari pola candlestick, pola grafik, atau bahkan pergerakan harga dari trend.

Jika melihat dari pergerakan harga atau trend umumnya trader harus menunggu adanya breakout atau retest. Adapun breakout adalah pergerakan harga keluar dari trend, sedangkan retest adalah pergerakan harga keluar dari tren yang kemudian kembali ke batas tren sebelum melanjutkan pergerakan keluarnya.

Pergerakan tersebut bersifat dua arah, yakni jika harga keluar untuk bergerak naik lebih tinggi atau keluar untuk bergerak turun lebih rendah. Selain itu, ada juga cara konfirmasi lainnya dengan melihat beberapa pola candlestick yang umumnya menjadi pertanda pergerakan selanjutnya.

Terakhir, yang dapat dilakukan trader adalah menggunakan konfirmasi melalui pola pergerakan grafik untuk dapat memperkirakan pergerakan ke depannya. Setelah mendapatkan konfirmasi, maka trader harus dapat pastikan posisi yang akan dibuka bahwa sudah sesuai dengan manajemen risiko pribadi.

Jika merasa sudah sesuai, maka selanjutnya para trader sudah dapat membuka posisi dengan target yang sudah ditentukan melalui batas atas dan bawah tersebut. Untuk posisi Bitcoin seperti sedang dicontohkan tadi, saat ini masih belum ada konfirmasi untuk trader membeli akibat sedang bergerak turun. Namun, terdapat sebuah konfirmasi untuk posisi short di pasar derivatif, yakni posisi menjual dengan meminjam.

Sebagai contoh, trader dapat melakukan posisi short dengan target keuntungan pada harga $56.320 dan batas pengaman pada harga $58.952. Posisi ini dilakukan melalui konfirmasi adanya breakout sebagai contoh penjelasan.

Selama posisi tersebut, maka sudah sesuai dengan manajemen risiko dan posisi tersebut dapat dikatakan aman. Namun, ada baiknya menunggu konfirmasi lainnya seperti dari pola candlestick, sebelum trader membuka posisi tersebut.

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU