35.2 C
Jakarta
Rabu, 4 Oktober, 2023

PUKULAN TELAK SAHAM MITRA KELUARGA TERKAIT WAFATNYA BAYI DEBORA

duniafintech.com – Polemik usai kejadian wafatnya bayi Debora pada tanggal 3 September 2017 lalu, masih menjadi perbincangan hangat hingga saat ini. Hal tersebut ternyata berpengaruh pada saham MIKA (PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk) di lantai bursa.

Senin ini terpantau melemah 6%. Dan sejak Agustus lalu, harga sahamnya terjun dari Rp 2.500 menjadi Rp 1.955 saat ini. Sehingga secara teknikal pada daily chart terlihat pola rounding top,” ujar Muhammad Nafan Aji Gusta, Analis Binaartha Sekuritas.

Padahal saham MIKA pernah terjadi penguatan di mana per lembar saham ada di level Rp 3000. Tingkat fluktuatif pada saham MIKA pernah terjadi. Namun pada pembukaan perdagangan di Senin kemarin, saham MIKA turun 30 poin dari penutupan sebelumnya Rp 2.110 ke level Rp 2.080. Saham MIKA juga sempat menyentuh level terendah di posisi Rp 1.950. Saat ini bertengger di level Rp 2.010, yaitu melemah 4,74% atau 100 poin.

Penurunan tersebut memungkinkan pengaruh dari kasus wafatnya bayi Debora. Di mana kurangnya uang muka untuk penanganan ke ruang PICU (pediatric intensive care unit) dan bukan pula rumah sakit yang bekerjasama dengan BPJS, sehingga berakibat wafatnya bayi pasangan Rudianto Simanjorang dan Henny Silalahi. Atas hal tersebut, sentimen negatif bermunculan ke permukaan.

Dilansir dari laman Warta Ekonomi, kasus ini pun mendapat perhatian dari masyarakat. Banyak pihak kecewa dengan perlakuan RS Mitra Keluarga Kalideres yang tidak memberikan pelayanan yang maksimal terhadap pasien. Pihak Dinas Kesehatan DKI Jakarta pun akan memanggil manajemen Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres terkait meninggalnya bayi Debora.

Apabila pihak RS tersebut telah bertanggung jawab dan berkomitmen untuk lebih memperhatikan keselamatan pasien sebagai prioritas utama, maka perlahan-lahan citra RS tersebut akan membaik ke depannya.” Kata Nafan.

Ada hal – hal yang menjadi faktor naik turunnya saham yaitu :

  • aksi bentuk kebijakan yang diambil oleh perusahaan,
  • perkiraan terhadap kinerja perusahaan,
  • kebijakan pemerintah,
  • pergerakan kurs rupiah terhadap mata uang asing,
  • efek dari makro ekonomi,
  • manipulasi pasar saham,
  • faktor kepanikan, dan
  • sentimen pasar.

Faktor dari sentimen pasar inilah yang memengaruhi saham MIKA. Di sini biasanya para analis akan menjadikan faktor ini sebagai pertimbangan tertentu sebelum memutuskan untuk mengambil saham tersebut. Oleh karena itu, penanganan cepat dari Mitra Keluarga pada kasus bayi Debora tentunya akan memengaruhi kembali nilai saham di lantai bursa.

Source :

  • detik.com
  • kompas.com
  • wartaekonomi.co.id
  • cermati.com

Written by :  Fenni Wardhiati

1 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

-Inline sidebar-

ARTIKEL TERBARU

Aplikasi Pembayaran Elektronik LinkAja, Cek Keunggulannya Yuk!

JAKARTA, duniafintech.com – Aplikasi pembayaran elektronik LinkAja adalah salah satu produk jasa keuangan yang sedang populer belakangan ini di tanah air. Aplikasi yang satu ini...

Tips Buka Deposito BCA untuk Investasi Jangka Panjang

JAKARTA, duniafintech.com - Tips buka deposito BCA tengah marak diperbincangkan belakangan ini, karena berinvestasi adalah langkah cerdas dalam mempersiapkan perekonomian masa depan. Bagi pemula yang...

Jenis Emas untuk Investasi, ini Tips untuk Memilihnya Ya!

JAKARTA, duniafintech.com - Beberapa jenis emas cocok untuk investasi, namun tidak semua. Tahukah kamu apa saja jenis emas yang bisa dijadikan investasi? Dari dulu...

Indikator untuk Serok Kripto, Cari Tahu Yuk Jenis-jenisnya!

JAKARTA, duniafintech.com – Indikator untuk serok kripto akan sangat penting untuk diketahui oleh para peminat aset kripto, baik investor maupun trader aset digital. Adapun indikator...

Cara Mengatasi Lupa PIN Kartu Kredit Ternyata Mudah Lho!

JAKARTA, duniafintech.com - Cara mengatasi lupa PIN kartu kredit layak untuk diperhatikan, mengingat kebutuhan akan layanan tersebut yang sangat penting guna mempermudah proses transaksi...
LANGUAGE