25.8 C
Jakarta
Kamis, 25 April, 2024

Sektor Pertambangan Dominasi Utang Luar Negeri Swasta

JAKARTA, duniafintech.com – Bank Indonesia mencatat posisi utang luar negeri dari sektor swasta mencapai US$202,5 miliar, mengalami peningkatan jika dibandingkan di bulan Oktober 2022 yaitu sebesar US$201,7 miliar. 

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menjelaskan bahwa perkembangan ULN atau Utang Luar Negeri swasta tersebut disebabkan oleh pertumbuhan Utang Luar Negeri lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (non financial corporations) yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 2 persen (yoy) dan 0,7 persen (yoy).

Baca juga: Pemerintah Lelang Surat Utang Negara Kantongi Rp19,2 Triliun

“Lebih rendah dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 3,4 persen (yoy) dan 2,8 persen (yoy),” kata Erwin. 

Erwin menjelaskan bahwa berdasarkan sektornya, Utang Luar Negeri swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap atau air panas dan udara dingin, sektor industri pengolahan; serta sektor pertambangan dengan pangsa mencapai 78,1% dari total Utang Luar Negeri swasta.

“ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 74,8 persen terhadap total ULN swasta,” kata Erwin. 

Baca juga: Utang BUMN Turun 34 Persen Kata Menteri Erick Thohir

Erwin mengungkapkan bahwa struktur Utang Luar Negeri Indonesia masih tergolong tetap sehat, ditunjukkan oleh Utang Luar Negeri Indonesia yang tetap didominasi oleh Utang Luar Negeri berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 87 persen dari total Utang Luar Negeri.

Menurut Erwin, dalam rangka menjaga agar struktur Utang Luar Negeri tetap sehat, pihaknya dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan Utang Luar Negeri (ULN). Hal itu didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. 

“Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian,” kata Erwin. 

Baca juga: 2023 Tahun Berat bagi yang Punya Hutang, Benarkah? Simak di Sini!

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE