JAKARTA, 13 Desember 2024 – Tidak lama lagi, dunia akan menyambut generasi baru yang dikenal sebagai Generasi atau Gen Beta. Generasi ini menandai berakhirnya era Generasi Alpha, yang mencakup anak-anak kelahiran 2010 hingga 2024. Generasi Beta mencakup individu yang lahir antara tahun 2025 hingga 2039, dan mereka akan menjadi generasi pertama yang benar-benar digital-native, yaitu generasi yang tumbuh dengan teknologi sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari.
Karakteristik Generasi Beta
Menurut laporan dari McCrindle, Generasi Beta memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari generasi sebelumnya. Berikut tiga karakteristik utama yang akan menjadi identitas generasi ini:
1. Keterhubungan dengan Teknologi
Generasi Beta akan hidup dalam ekosistem teknologi yang sangat maju. Kecerdasan buatan (AI), otomatisasi, dan teknologi imersif seperti realitas virtual (VR) dan realitas augmentasi (AR) akan menjadi bagian dari kehidupan mereka. Bagi generasi ini, teknologi bukan hanya alat bantu, tetapi elemen esensial dalam pendidikan, pekerjaan, dan hiburan.
2. Keberagaman dan Inklusivitas
Dibesarkan dalam dunia yang semakin global dan majemuk, Generasi Beta diharapkan menjunjung nilai keberagaman dan inklusivitas. Mereka akan tumbuh dengan pemahaman yang lebih baik terhadap perbedaan budaya, agama, dan latar belakang, menjadikan mereka agen harmoni dalam masyarakat global.
3. Kemampuan Adaptasi Tinggi
Menghadapi tantangan besar seperti perubahan iklim, ketidakpastian ekonomi, dan transformasi sosial, Generasi Beta akan membutuhkan fleksibilitas yang tinggi. Kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan diharapkan menjadi kekuatan utama dalam menghadapi dunia yang semakin kompleks.
Tantangan yang Akan Dihadapi
Sebagai generasi masa depan, Generasi Beta tidak hanya akan menikmati kemajuan teknologi, tetapi juga menghadapi berbagai tantangan baru.
1. Kecanduan Teknologi
Paparan intens terhadap media digital dapat meningkatkan risiko kecanduan teknologi. Dampaknya tidak hanya pada produktivitas, tetapi juga pada kesehatan mental, seperti meningkatnya tingkat stres, kecemasan, dan isolasi sosial.
2. Dampak Perubahan Iklim
Generasi Beta akan menjadi pewaris bumi yang menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin parah, seperti naiknya permukaan air laut, bencana alam yang lebih sering, dan perubahan pola cuaca ekstrem. Mereka akan memikul tanggung jawab besar untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.
3. Ketidakpastian Ekonomi
Dengan kemajuan otomatisasi, pola kerja akan berubah drastis. Banyak pekerjaan tradisional mungkin akan digantikan oleh mesin, sehingga Generasi Beta harus memiliki keterampilan baru yang relevan dengan era digital.
Harapan untuk Gen Beta
Meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar, Generasi Beta juga memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan positif. Beberapa harapan yang disematkan kepada mereka meliputi:
1. Inovasi Teknologi
Dengan akses terhadap teknologi mutakhir, Generasi Beta diharapkan mampu menciptakan solusi inovatif untuk masalah global. Misalnya, pengembangan teknologi hijau untuk mengatasi perubahan iklim atau aplikasi AI untuk meningkatkan kualitas hidup.
2. Kesadaran Sosial Tinggi
Dibesarkan dengan nilai inklusivitas, Generasi Beta diharapkan dapat memperjuangkan keadilan sosial, keberagaman budaya, dan hak asasi manusia. Pendidikan yang mengedepankan empati dan kerja sama akan menjadi kunci untuk membentuk generasi ini.
3. Kepemimpinan Berkelanjutan
Generasi Beta diharapkan menjadi pemimpin yang peduli terhadap keberlanjutan, baik dari segi lingkungan maupun sosial. Mereka akan memimpin transformasi ke arah dunia yang lebih hijau dan adil.
Persiapan Menuju Era Generasi Beta
Untuk mempersiapkan Generasi Beta, diperlukan kerja sama antara pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat. Pendidikan yang adaptif harus menekankan keterampilan abad ke-21, seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan literasi teknologi. Selain itu, investasi dalam infrastruktur digital yang inklusif akan memastikan akses teknologi merata bagi semua kelompok masyarakat.
Sebuah laporan dari World Economic Forum menyebutkan bahwa pada tahun 2030, hampir 85% pekerjaan baru akan membutuhkan keterampilan digital. Hal ini menekankan pentingnya pendidikan berbasis teknologi untuk Generasi Beta. Sementara itu, laporan UNICEF menunjukkan bahwa lebih dari 1 miliar anak-anak saat ini tinggal di negara yang menghadapi risiko tinggi akibat perubahan iklim. Generasi Beta harus dipersiapkan untuk menghadapi tantangan lingkungan ini dengan solusi berbasis inovasi.
Dengan semua potensi dan tantangan yang ada, Generasi Beta diharapkan dapat menjadi generasi yang tidak hanya menikmati kemajuan teknologi, tetapi juga menciptakan dunia yang lebih baik untuk semua.