PT Asuransi Central Asia (ACA) mencatatkan kinerja positif terkait lini asuransi kendaraan.
Kepala Divisi Asuransi Motorcar & Miscellaneous Asuransi Central Asia Teguh Iman Jaya mengatakan ACA mencatatkan pendapatan premi lini asuransi kendaraan mencapai Rp 529 miliar per akhir Juni 2025.
“Nilai itu tumbuh 15%, jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 458 miliar,” ucapnya seperti dikutip dari Kontan, Rabu (16/7).
Teguh menerangkan pertumbuhan itu didorong oleh peningkatan bisnis dari segmen korporasi, yang mana beberapa klien perusahaan besar berkontribusi signifikan terhadap total perolehan premi.
Lebih lanjut, ACA juga turut angkat bicara terkait adanya penyusunan rancangan Surat Edaran OJK (SEOJK) tentang Tarif Premi Asuransi Harta Benda dan Kendaraan Bermotor. Adapun rancangan SEOJK tersebut salah satunya akan mengatur tarif premi asuransi kendaraan bermotor berbasis listrik.
Terkait hal itu, Teguh menerangkan penerapan tarif premi antara kendaraan bermotor listrik dan konvensional memang perlu dibedakan. Hal itu mengingat perbedaan karakteristik risiko dari masing-masing jenis kendaraan baik konvensional maupun listrik.
“Menurut kami, kendaraan listrik memiliki komponen utama berupa baterai yang nilainya mencapai sekitar 40%–50% dari harga kendaraan. Hal itu membuat potensi kerugian Total Loss Only (TLO) atau Constructive Total Loss (CTL) menjadi lebih tinggi,” ungkapnya.
Selain itu, Teguh menerangkan perbaikan kendaraan listrik umumnya hanya dapat dilakukan di bengkel resmi, mengingat belum banyak bengkel umum yang memiliki kompetensi menangani kendaraan listrik. Ditambah, harga suku cadang kendaraan listrik juga relatif lebih tinggi.
“Berdasarkan pertimbangan tersebut, kami menilai bahwa tarif premi kendaraan listrik secara logis memang semestinya lebih tinggi, jika dibandingkan kendaraan konvensional,” tuturnya.
Lebih lanjut, Teguh menyampaikan sampai saat ini, ACA belum membedakan tarif premi antara kendaraan listrik dan konvensional. Dia menyebut ACA masih dalam tahap pengumpulan dan analisis data pengalaman klaim dari tiga tahun terakhir guna memahami lebih lanjut tren risiko kendaraan listrik.
Namun, Teguh mengungkapkan ACA tidak menutup kemungkinan menerapkan tarif yang berbeda ke depannya, seiring dengan tersedianya data aktuaria yang lebih komprehensif.
Sebagai informasi, data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat, pendapatan premi lini asuransi kendaraan bermotor mencapai Rp 5,24 triliun pada kuartal I-2025. Nilai itu terkontraksi sebesar 5,3%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.