JAKARTA, 16 Januari 2025 – Surat Berharga Negara (SBN) masih menjadi salah satu instrumen investasi favorit masyarakat Indonesia. Produk investasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berkontribusi dalam pembiayaan pembangunan nasional, termasuk mendukung Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Lonjakan Jumlah Investor Surat Berharga Negara
Jumlah investor SBN menunjukkan peningkatan signifikan pada 2024. Berdasarkan data, investor SBN bertambah 19%, dari 1 juta pada akhir 2023 menjadi 1,19 juta di akhir 2024.
Melanjutkan tren positif tersebut, pemerintah berencana menerbitkan delapan seri SBN ritel pada 2025, dengan jadwal penerbitan tentatif mulai Januari. Menurut Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, SBN ritel yang akan ditawarkan mencakup Obligasi Negara Ritel (ORI), Savings Bond Ritel (SBR), Sukuk Tabungan (ST), Sukuk Ritel (SR), dan sukuk wakaf ritel (CWLS).
Potensi SBN Ritel di Tengah Ketidakpastian Global
Meskipun tantangan global seperti perang dagang, tingginya suku bunga internasional, dan persaingan instrumen investasi domestik terus berlangsung, SBN ritel diprediksi tetap memiliki daya tarik kuat pada 2025. Tingkat suku bunga yang kompetitif menjadi salah satu alasan utama mengapa instrumen ini diminati oleh investor domestik yang mencari keamanan dan stabilitas.
Pemerintah juga terus memperkuat daya tarik SBN ritel melalui strategi penerbitan yang fleksibel dan edukasi keuangan. Upaya ini bertujuan memperluas basis investor domestik sekaligus memastikan pembiayaan APBN dapat dilakukan secara optimal.
Penjualan SBN Ritel pada 2024
Penjualan SBN ritel sepanjang 2024 mencapai Rp148,36 triliun, dengan 450.191 investor baru. Meski peningkatan nilai penjualan tidak terlalu signifikan dibandingkan Rp147,4 triliun pada 2023, capaian ini tetap menunjukkan tren positif di tengah ketidakstabilan pasar modal.
Sebagai pembuka penawaran SBN ritel tahun 2025, ORI027 direncanakan akan diterbitkan. Hingga kini, pemerintah belum mengumumkan besaran kupon yang akan diberikan. Berdasarkan data terakhir dari SR026, kupon diperkirakan berada di kisaran 6%.
Dengan berbagai inovasi yang terus dilakukan, SBN ritel diharapkan tetap menjadi pilihan investasi menarik pada 2025, baik bagi investor pemula maupun yang sudah berpengalaman.
