28.2 C
Jakarta
Jumat, 26 April, 2024

Untuk Produktivitas Daerah, Sri Mulyani Catat Realisasi APBN Capai 25 Persen

JAKARTA, duniafintech.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat sampai dengan 30 April, realisasi belanja negara dalam APBN 2023 sebesar Rp765,8 triliun atau 25 persen dari pagu. 

Sri Mulyani menjelaskan realisasi belanja APBN diarahkan untuk mendukung peningkatan produktivitas dan peran sebagai shock absorber menghadapi ketidakpastian. Sepertiga dari belanja APBN digunakan untuk transfer ke daerah untuk perbaikan layanan publik dan pemerataan ekonomi daerah yang berkeadilan.

Baca juga: Sri Mulyani Catat Penerimaan Pajak Meningkat Capai 21,3 Persen

“Untuk belanja negara telah dibelanjakan Rp765,8 triliun. Ini artinya 25 persen dari total belanja tahun ini sudah terealisasi. Ini naik 2 persen dibandingkan tahun lalu,” kata Sri Mulyani. 

Dia merincikan untuk komponen Belanja Pemerintah Pusat terealisasi sebesar Rp522,7 triliun atau 23,3 persen dari pagu. Realisasi ini ditopang oleh belanja Kementerian/Lembaga sebesar Rp257,7 triliun dan belanja non-KL sebesar Rp265 triliun. 

Belanja K/L utamanya dimanfaatkan untuk penyaluran BOS, PIP, penyaluran PKH dan Kartu Sembako, penyaluran bantuan iuran bagi peserta PBI, bantuan bencana, pembangunan bendungan, pembangunan jaringan irigasi, pengadaan peralatan/mesin, pemeliharaan jalan, dan pembayaran THR ASN. Sementara belanja non-KL utamanya didukung pembayaran manfaat pensiun, pembayaran bunga utang, dan penyaluran subsidi.

Sementara itu, Sri Mulyani menambahkan untuk realisasi transfer ke daerah sebesar Rp243,1 triliun atau 29,8 persen dari pagu. Capaian ini lebih tinggi 0,3 persen dibandingkan realisasi tahun 2022 sebesar Rp242,4 triliun diikuti oleh tata kelola yang lebih baik dan adanya kenaikan pagu dana bagi hasil khususnya jenis CHT, minerba, dan migas. 

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengumumkan bahwa kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per April 2023 masih terjaga positif. Hal ini terlihat dari surplus APBN sebesar Rp 234,7 triliun atau 1,12 persen dari PDB dengan keseimbangan primer yang juga mengalami surplus sebesar Rp 374,3 triliun.

Baca juga: Sri Mulyani Optimistis Kinerja APBN 2023 Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

“Jadi dalam empat bulan pertama dari APBN kita, kita mengalami surplus baik di keseimbangan primer maupun total overall balance dari APBN kita,” ujar Sri Mulyani. 

Sri Mulyani mengungkapkan kinerja positif APBN tersebut ditopang oleh penerimaan negara yang mencapai Rp 1000,05 triliun atau 40,6 persen dari APBN, tumbuh 17,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Disamping itu, belanja negara juga tumbuh positif sebesar Rp 765,8 triliun atau 25 persen dari total belanja tahun ini, naik 2 persen dibandingkan dengan tahun kemarin.

Harga komoditas terutama harga energi dan pangan per akhir April 2023 juga menunjukan tren penurunan yang berdampak pada penurunan tingkat inflasi dan ketahanan Indonesia terhadap tingkat suku bunga acuan di berbagai negara.

“Ini menggambarkan posisi Indonesia yang resilient terhadap kenaikan suku bunga yang sangat tinggi dari berbagai negara dan bahkan juga di Indonesia kita masih bertahan, ini hal positif yang kita jaga,” kata Sri Mulyani. 

Baca juga: Sri Mulyani Ungkap Tantangan Indonesia Pasca Pandemi Covid-19

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE