28.8 C
Jakarta
Kamis, 25 April, 2024

Utang Luar Negeri Bikin Cadangan Devisa Indonesia Naik Rp2.168 Triliun

JAKARTA, duniafintech.com – Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2023 mencapai US$140,3 miliar atau sekitar Rp2.168 triliun (asumsi kurs Rp15.453), meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Januari 2023 sebesar US$139,4 miliar atau sekitar Rp2.154 triliun (asumsi kurs Rp15.453).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan peningkatan posisi cadangan devisa pada bulan Februari 2023 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. 

Baca juga: Terbitkan Global Bond, Cadangan Devisa Indonesia Meningkat

Menurutnya cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” kata Erwin. 

Dia menilai kedepannya, BI memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respon kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi.

“Dan juga sistem sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional,” kata Erwin. 

Bank Indonesia mencatat posisi devisa Indonesia mengalami peningkatan pada akhir Januari 2023 yaitu sebesar US$139,4 miliar. 

Baca juga: Bank Indonesia Cadangan Devisa Alami Peningkatan Capai US$137,2 Miliar

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan cadangan devisa tersebut meningkat jika dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2022 yaitu sebesar US$137,2 miliar. Dia mengungkapkan peningkatan posisi cadangan devisa pada Januari 2023 dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa. 

Dia mengatakan posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta, berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 

Bahkan, posisi cadangan devisa hingga akhir September sempat mengalami penurunan US$130,8 jika dibandingkan pada akhir Agustus 2022 yaitu sebesar US$132,2 miliat. 

Menurut Erwin penurunan posisi cadangan devisa pada bulan September 2022 dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. 

Dia menilai posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 5,9 bulan impor atau 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan. 

Baca juga: UMKM Fesyen di Indonesia Berpotensi Dulang Devisa

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE