26.2 C
Jakarta
Jumat, 31 Maret, 2023

Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.019 Triliun

JAKARTA, duniafintech.com – Bank Indonesia mencatat posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mencapai US$396,8 miliar atau setara dengan Rp6.019 triliun (asumsi kurs Rp15.170).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan dengan perkembangan tersebut pertumbuhan ULN Indonesia pada triwulan IV 2022 secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 4,1 persen (yoy), melanjutkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 6,7 persen (yoy). 

Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: Selama 2022, Utang Pemerintah Indonesia Tembus Rp7.733 T

“Kontraksi pertumbuhan ini terutama bersumber dari ULN pemerintah dan sektor swasta. Perkembangan posisi ULN pada triwulan IV 2022 juga dipengaruhi oleh faktor perubahan akibat pelemahan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang global,” kata Erwin. 

Menurut Erwin ULN Indonesia pada triwulan IV 2022 masih tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 30,1 persen, menurun dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya 30,3 persen. 

Selain itu, dia menambahkan struktur ULN Indonesia masih tetap sehat. Hal itu ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 87,3 persen dari total ULN. 

“Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” kata Erwin.

Baca juga: Sektor Pertambangan Dominasi Utang Luar Negeri Swasta

Erwin mengatakan peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi resiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian. 

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi Utang Luar Negeri (ULN) pada akhir 2022 mencapai sebesar US$392,6 miliar, mengalami kenaikan sebesar 5,6 persen (yoy) dari US$389,7 miliar, melanjutkan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 7,6 persen (yoy). 

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan kontraksi pertumbuhan tersebut bersumber dari ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) dan sektor swasta. Meskipun terjadi kontraksi pertumbuhan, ULN Indonesia pada November 2022 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 29,7 persen. 

“Sedikit meningkat dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya yang sebesar 29,5 persen,” kata Erwin.

Baca juga: Posisi Utang Luar Negeri Indonesia Capai US$389,7 Miliar

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

-Inline sidebar-

ARTIKEL TERBARU

Tips Beli Rumah KPR Pertama, Milenial Wajib Baca Nih!

JAKARTA, duniafintech.com – Tips beli rumah KPR atau Kredit Pemilikan Rumah tentu penting diketahui jika kamu ingin mencoba skema ini. KPR sendiri telah menjadi semacam...

Kementerian Perdagangan Berikan Kemudahan UMKM Dapatkan Sertifikasi Halal

JAKARTA, duniafintech.com - Kementerian Perdagangan menyatakan akan memberikan berbagai kemudahan kepada UMKM dengan melakukan pendampingan, mempercepat waktu proses sertifikasi halal produk dan pembaharuan masa...

Miliki Ekonomi Terbesar ASEAN, Sri Mulyani Optimistis Indonesia Wujudkan Emisi Nol Persen

JAKARTA, duniafintech.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki peran penting dalam terwujudnya cita-cita emisi nol persen net zero ASEAN...

Tutorial Investasi Crypto yang Perlu Diperhatikan Investor Pemula

JAKARTA, duniafintech.com – Tutorial investasi crypto yang menguntungkan tentunya sangat diperlukan para trader di dunia investasi crypto. Belakangan ini, cryptocurrency atau kripto menjadi salah satu...

Miliki Pengalaman Hadapi Krisis, Sri Mulyani Optimistis ASEAN Siap Hadapi Kemungkinan Resesi

JAKARTA, duniafintech.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan negara ASEAN memiliki kesiapan dalam menghadapi kerentanan krisis resesi di sektor keuangan, tidak terkecuali bagi Indonesia....
LANGUAGE