27.9 C
Jakarta
Sabtu, 27 April, 2024

Utang Luar Negeri Swasta Lebih Tinggi Dibanding Utang Luar Negeri Pemerintah Indonesia

JAKARTA, duniafintech.com – Bank Indonesia mencatat posisi Utang Luar Negeri (ULN) swasta lebih besar jika dibanding dengan ULN pemerintah Indonesia. Tercatat posisi Utang Luar Negeri swasta mencapai US$201,2 miliar atau setara dengan Rp3.052 triliun (asumsi kurs Rp15.170), sedangkan posisi ULN pemerintah Indonesia mencapai US$186,5 miliar atau setara dengan Rp2.829 triliun (asumsi kurs Rp15.170).

Secara rinci, Direktur Eksekutif Departemen Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan untuk ULN pemerintah Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 6,8 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 11,3 persen (yoy).

Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: Selama 2022, Utang Pemerintah Indonesia Tembus Rp7.733 T

Erwin mengungkapkan perkembangan ULN tersebut didorong oleh peningkatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik seiring dengan sentimen positif kepercayaan pelaku pasar global yang tetap terjaga. Selain itu, terdapat penarikan neto pinjaman luar negeri yang digunakan untuk mendukung pembiayaan program dan proyek.

“ULN pemerintah berperan penting untuk mendukung upaya pemerintah dalam pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas pemerintah, termasuk kelanjutan upaya akselerasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” kata Erwin. 

Erwin mengatakan pemerintah terus berkomitmen agar ULN dikelola secara hati-hati, kredibel dan akuntabel untuk mendukung belanja, yang antara lain mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (24,4 persen dari total ULN pemerintah), jasa pendidikan (16,5 persen), administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib (15,5 persen), konstruksi (14,2 persen) serta jasa keuangan dan asuransi (11,4 persen). 

“Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali, mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,8 persen dari total ULN Pemerintah,” ujar Erwin. 

Sedangkan untuk ULN Swasta, Erwin menilai posisi ULN swasta menunjukan kontraksi pertumbuhan. Posisi ULN swasta pada triwulan IV 2022 tercatat sebesar US$202,2 miliar atau setara Rp3.052 triliun (asumsi kurs Rp15.170). 

Baca juga: Sektor Pertambangan Dominasi Utang Luar Negeri Swasta

Menurutnya secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 1,8 persen (yoy), melanjutkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 2 persen (yoy). Dia menambahkan perkembangan ini didorong oleh pembayaran neto utang dagang, surat utang dan pinjaman sejalan dengan pola kuartalan pembayaran ULN. 

Dia mencatat pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (non financial corporations) mengalami kontraksi sebesar 1,5 persen (yoy) lebih dalam dibandingkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 1,3 persen (yoy). Selain itu, pertumbuhan ULN lembaga keuangan (financial corporations) juga mengalami kontraksi 2,8 persen (yoy). 

“Meskipun lebih rendah dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan pada triwulan sebelumnya sebesar 4,4 persen (yoy),: kata Erwin. 

Erwin menuturkan berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik, gas uap atau air panas, dan udara dingin, industri pengolahan serta pertambangan dan penggalian dengan pangsa mencapai 77,9 persen dari total ULN swasta. 

“ULN swasta juga didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,4 persen terhadap total ULN Swasta,” kata Erwin. 

Baca juga: Pandangan Bank Indonesia soal Ekonomi di Tahun 2023

Baca terus berita fintech Indonesia dan berita kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE