JAKARTA – Tren penggunaan layanan “beli sekarang, bayar nanti” atau paylater di Indonesia terus meningkat pesat. Data terbaru menunjukkan bahwa total utang warga Indonesia kepada penyedia layanan paylater, baik dari perusahaan pembiayaan maupun perbankan, telah mencapai hampir Rp25 triliun pada Juni 2024.
Utang Paylater Warga Indonesia Melonjak, Hampir Tembus Rp25 Triliun pada Juni 2024
Fenomena ini mencerminkan perubahan perilaku konsumsi masyarakat yang semakin bergantung pada kemudahan pembayaran cicilan tanpa kartu kredit. Paylater menawarkan akses cepat dan mudah ke berbagai produk dan jasa, terutama bagi generasi muda dan mereka yang belum memiliki akses ke layanan keuangan tradisional.
Namun, pertumbuhan pesat ini juga menimbulkan kekhawatiran akan potensi risiko kredit macet. Meskipun tingkat risiko kredit macet secara agregat masih terjaga di posisi 2,79% pada Juni 2024, angka ini perlu dipantau secara ketat mengingat meningkatnya jumlah pengguna dan nilai transaksi paylater.
Pemerintah dan otoritas terkait telah mengeluarkan sejumlah regulasi untuk mengatur industri paylater, termasuk pembatasan suku bunga dan kewajiban transparansi informasi kepada konsumen. Namun, edukasi keuangan yang lebih intensif kepada masyarakat juga diperlukan agar mereka dapat menggunakan layanan paylater secara bijak dan bertanggung jawab.
Beberapa faktor yang mendorong peningkatan utang paylater antara lain:
- Kemudahan akses: Proses pengajuan paylater yang cepat dan mudah melalui aplikasi digital menjadi daya tarik utama bagi pengguna.
- Promosi agresif: Berbagai promo dan diskon menarik yang ditawarkan oleh penyedia layanan paylater semakin mendorong minat masyarakat untuk menggunakannya.
- Gaya hidup konsumtif: Kecenderungan masyarakat untuk membeli barang dan jasa melebihi kemampuan finansial mereka juga berkontribusi pada peningkatan utang paylater.
Pentingnya Mengelola Utang Paylater dengan Bijak
Bagi pengguna paylater, penting untuk selalu mengingat bahwa layanan ini bukanlah uang gratis. Setiap transaksi yang dilakukan akan menjadi utang yang harus dilunasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Berikut beberapa tips untuk mengelola utang paylater dengan bijak:
- Buat anggaran: Tentukan batas maksimal penggunaan paylater setiap bulan dan pastikan tidak melebihi kemampuan finansial Anda.
- Prioritaskan pembayaran: Lunasi tagihan paylater tepat waktu untuk menghindari denda dan bunga yang dapat membengkak.
- Hindari penggunaan berlebihan: Gunakan paylater hanya untuk kebutuhan yang mendesak dan hindari pembelian impulsif.
- Baca syarat dan ketentuan: Pahami dengan baik semua syarat dan ketentuan yang berlaku sebelum menggunakan layanan paylater.
Total jumlah rekening 17,48 juta, naik dari Mei 2024 sebesar 17,26 juta. OJK juga melaporkan risiko kredit untuk paylater di perbankan Juni 2024 turun ke level 2,50% dari 2,61% pada Mei 2024.
Sementara itu, outstanding pembiayaan P2P lending pada periode yang sama naik 26,73% YoY, lebih tinggi ketimbang Mei 2024 yang sebesar 25,44% YoY. Nominal outstanding pembiayaan P2P lending mencapai Rp66,79 triliun. “Tingkat risiko kredit macet secara agregrat [TWP90] dalam kondisi terjaga di posisi 2,79%, sedangkan Mei 2024 2,91%,” kata Agusman.
Dengan pemahaman yang baik dan pengelolaan yang bijak, paylater dapat menjadi alat yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan finansial Anda. Namun, jika tidak digunakan dengan hati-hati, paylater juga dapat menjadi jebakan utang yang merugikan.