29.6 C
Jakarta
Rabu, 29 Oktober, 2025

47% Pengusaha Hotel di Indonesia Melewatkan Peluang Pendapatan Setiap Minggu Akibat Kurang Responsif 

Sebanyak 47% pengusaha hotel di Indonesia mengakui sering melewatkan peluang pendapatan sedikitnya sekali setiap minggu karena mereka tidak dapat merespons cukup cepat, terutama saat kompetitor mengubah harga atau kemunculan event baru.

Hal ini terungkap dalam riset terbaru yang dilakukan oleh SiteMinder, platform global terkemuka untuk akuisisi tamu dan manajemen pendapatan hotel.

Survei yang dilakukan pada bulan Agustus 2025 melibatkan 700 pengusaha hotel dari berbagai fokus dan ukuran properti di destinasi utama, termasuk 59 responden dari Indonesia. Penelitian ini meninjau praktik manajemen pendapatan hotel, adopsi teknologi, dan hambatan operasional yang dihadapi industri saat ini.

Hasilnya menunjukkan adanya kesenjangan operasional signifikan, dimana 92% hotelier di Indonesia menyatakan kecepatan merespons pasar (speed-to-market) menjadi semakin penting dalam 1 tahun terakhir.

Meskipun urgensi tersebut meningkat, banyak properti di Indonesia yang masih bergantung pada proses manual yang membatasi kemampuan mereka untuk bereaksi cepat terhadap perubahan pasar. Dari hasil survei, 46% hotelier mengaku hanya memperbarui tarif kamar sebulan sekali atau bahkan lebih jarang, sementara 42% lainnya melakukannya seminggu sekali meski kondisi pasar bisa berubah berkali-kali dalam sehari.

Hilangnya kesempatan pendapatan menjadi semakin signifikan mengingat industri perhotelan Indonesia tengah menghadapi peluang besar dari berbagai event berskala nasional dan internasional.

Data SiteMinder menunjukkan bahwa hotel-hotel di Lombok dan Bali Selatan mengalami kenaikan tarif kamar rata-rata hingga 19% year-on-year selama Pertamina Grand Prix of Indonesia pada bulan Oktober 2025, dengan tarif harian rata-rata mencapai Rp3.013.711 dan total pemesanan meningkat hampir 10%. Angka ini menegaskan potensi pendapatan yang bisa dicapai oleh hotel yang mampu merespons cepat terhadap lonjakan permintaan berbasis event.

Solusi untuk Pengusaha Hotel dari SiteMinder : Dynamic Revenuse Plus

Untuk menjawab tantangan ini, SiteMinder meluncurkan Dynamic Revenue Plus, solusi manajemen pendapatan berbasis mobile yang dikembangkan bersama IDeaS. Solusi ini dirancang untuk membuat teknologi revenue management tingkat lanjut dapat diakses oleh semua jenis hotel di dunia.

Peluncuran ini dilakukan dalam acara SiteMinder Emergent di Bangkok. Platform ini menawarkan intelijen pasar secara real-time, serta memungkinkan hotelier melakukan aksi langsung terhadap strategi harga, inventori, dan distribusi, melalui rekomendasi harian yang didasarkan pada event lokal, pergerakan kompetitor, serta pola permintaan pasar.

Peluncuran ini sejalan dengan tingginya minat hotelier Indonesia terhadap inovasi berbasis teknologi, di mana 68% secara aktif mencari solusi berbasis AI—jauh di atas rata-rata global sebesar 49%—dan 25% lainnya terbuka terhadap rekomendasi berbasis AI, menurut SiteMinder.

“Banyak hotel di Indonesia belum memiliki tim khusus untuk manajemen pendapatan, sementara dinamika pasar semakin kompleks, mulai dari event olahraga besar hingga pola perjalanan yang cepat berubah,” ujar Bradley Haines, Market Vice President untuk Asia Pasifik di SiteMinder.

“Dynamic Revenue Plus mendorong adopsi manajemen pendapatan yang lebih luas dengan menggabungkan intelijen pasar real-time dan kemampuan eksekusi instan dalam satu sistem mobile-first. Kini, hotel mana pun di Indonesia, baik dari butik di Ubud maupun resor di Lombok, dapat beralih dari praktik manual statis menuju operasional yang benar-benar dinamis, memperoleh alat yang memungkinkan mereka bergerak secepat pasar dan memaksimalkan potensi pendapatannya.”

Dynamic Revenue Plus didukung oleh ekosistem data SiteMinder yang memproses lebih dari 130 juta reservasi hotel setiap tahun. Ditingkatkan oleh SiteMinder iQ, mesin AI milik perusahaan, platform ini mengubah data dalam jumlah besar menjadi insight yang dapat ditindaklanjuti, sehingga membantu hotelier mengambil keputusan yang lebih cerdas di seluruh aspek manajemen pendapatan.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU