33.7 C
Jakarta
Senin, 23 September, 2024

2,94% Bukti Nyata, Bisnis Kartu Kredit Makin Cerah!

JAKARTA – Meski terus digempur dengan beragam produk keuangan inovatif paylater, bisnis kartu kredit tampaknya tetap mampu bersaing dan berkembang.

Hingga saat ini, catatan yang dihimpun Bank Indonesia (BI) nilai transaksi kartu kredit mencapai Rp37,19 triliun.

Dari segi jumlah transaksi secara tahunan (year on year/YoY), terdapat kenaikan sebesar 2,94% dari sebelumnya Rp36,13 triliun.

Nilai Transaksi Terbagi Dua

Data Statistik Sistem Pembayaran dan Infrastruktur Pasar Keuangan Indonesia (SPIP) mencatat nilai transaksi kartu kredit tersebut terbagi menjadi dua komponen.

Pertama, dari segi nilai transaksi tunai dan kedua nilai transaksi belanja.

Keduanya memiliki komponen domestik dan internasional.

Didominasi Transaksi Belanja

Komponen nilai transaksi belanja dari bisnis kartu kredit tersebut mencapai Rp36,47 triliun.

Selebihnya merupakan transaksi tunai pada Juli 2024 sebesar Rp722 miliar.

Volume Transaksi Turut Naik

Dari segi volume transaksi kartu kredit juga mengalami kenaikan mencapai 15,35% secara tahunan.

Transaksi dari segi volume mengalami peningkatan menjadi 39,83 juta transaksi, dari yang sebelumnya 34,53 juta transaksi.

Kartu Kredit Beredar Juga Bertambah

Selain volume transaksi yang meningkat, dari segi kartu beredar juga mengalami peningkatan.

Hingga saat ini kartu kredit yang beredar telah mencapai 18,16 juta unit.

Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 2,66% (YoY) dibandingkan Juli 2023 sebanyak 17,69 juta unit.

Jadi Bukti, Bisnis Kartu Kredit Makin Cemerlang

Dengan sejumlah fakta yang tertera, maka secara jelas menunjukkan bisnis kartu kredit masih terus diminati meski terus-terusan digempur paylater.

Untuk diketahui, saat ini sejumlah bank terus meluncurkan berbagai produk kartu kredit.

Terobosan Baru Kartu Kredit

Terbaru, PT Bank DBS Indonesia telah merilis Kartu Kredit digibank Z Visa Platinum yang terbuat dari bahan yang didaur ulang.

Dengan target 50.000 kartu bisa terbit hingga akhir 2024.

Upaya Jaga Daya Saing

Untuk menjaga daya saing di tengah gempuran paylater, sejumlah bank terus menghadirkan inovasi baru.

Menurut Consumer Banking Director DBS Indonesia Melfrida Gultom, peluncuran inovasi menjadi upaya menjaga daya saing DBS Indonesia.

Melfrida mengungkapkan, pertumbuhan kartu kredit sangat dipengaruhi oleh milenial dan Gen Z yang berumur 25—30 tahun.

Kalangan ini berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan kredit.

Penyebab utamanya, kelompok usia produktif ini sering kali aktif dalam transaksi digital dan konsumsi produk keuangan seperti kartu kredit.

Untuk Z Card ini 2024 ini kata Melfrida, memang ditargetkan untuk gen Z dengan target 50.000 [kartu].

“Target ini cukup ambisius, saya rasa jelas kita menyikapi penurunan tingkat suku bunga dengan positif lewat pilihan produk,” ujarnya.

Menjawab Kebutuhan Gen Z

Faktor kebutuhan dan masalah keberlanjutan kehidupan menyebabkan bisnis kartu kredit terus bertumbuh.

Menurut Head of Card and Loan Business DBS Indonesia Ari Lastina inovasi ini mampu menjawab kebutuhan generasi Z.

Melihat sektor ini, DBS Indonesia pun memfasilitasi beragam nilai tambah atas produk ini.

Melalui fitur yang ditawarkan berupa keleluasaan bertransaksi lewat fitur pay later 0% ini membuat gen Z semakin menyenangi produk ini.

Kemudian fasilitas yang ditawarkan hingga 6 bulan bisa dinikmati untuk transaksi dimanapun dan kapan pun hingga melalui aplikasi digibank by DBS yang dapat diakses kapan pun.

UOB Turut Luncurkan Program Kartu Kredit

PT Bank UOB Indonesia bersama PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) juga sangat serius dalam mendukung kartu kredit.

Melalui inovasi baru produk kartu kredit co-branded-nya UOB optimis mampu meningkatkan pertumbuhan kartu kredit.

Menurut Consumer Banking Director UOB Indonesia Cristina Teh Tan UOB menjalin kerja sama dengan penyedia layanan telekomunikasi pelat merah tersebut atas dasar kebutuhan gaya hidup digital nasabah.

Christina menyebutkan, gaya hidup digital Tanah Air telah berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir.

Sehingga, opsi berbelanja secara daring melalui lokapasar alias e-commerce terus diminati.

Didukung dengan tingginya pengguna internet menyebabkan sektor ini kian diminati.

Peningkatan Pengguna Internet Turut Berpengaruh 

Saat ini pengguna telah mencapai 185,3 juta orang.

Sebanyak 11,7% berada di kalangan Gen Y dan Gen Z.

Christina mencatat, sebanyak 59,3% pengguna internet telah melakukan pembelian secara online tiap minggunya.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU