Jakarta, 27 Oktober 2024 – Raksasa tekstil Indonesia, PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), resmi dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Niaga Semarang pada 21 Oktober 2024. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat Sritex merupakan salah satu produsen tekstil terbesar di Indonesia.
Yang lebih mengejutkan lagi, kepailitan ini bermula dari tagihan yang nilainya hanya 0,38% dari total utang Sritex. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Juni 2024, tagihan tersebut bernilai sekitar Rp157 miliar. Angka ini terlihat kecil jika dibandingkan dengan total liabilitas Sritex yang mencapai Rp41,3 triliun.
Hanya 0,38% dari Total Utang, Tagihan Ini Buat Sritex Bangkrut
“Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Juni 2024, nilai tagihan itu mencerminkan 0,38% dari total liabilitas Sritex,” ujar Direktur Keuangan Sritex, Welly Salam, dalam keterbukaan informasi.
Meskipun nilainya relatif kecil, namun tagihan tersebut menjadi pemicu kepailitan karena Sritex gagal memenuhi kewajiban pembayarannya. Hal ini memicu gugatan dari kreditur yang berujung pada putusan pailit oleh pengadilan.
Kepailitan Sritex ini menimbulkan dampak yang signifikan, terutama bagi para karyawan. Tercatat, Sritex memiliki sekitar 50.000 karyawan yang tersebar di berbagai pabriknya. Pasca putusan pailit, para karyawan kompak mengenakan pita hitam sebagai bentuk protes dan kekhawatiran akan nasib mereka.
Pemerintah sendiri telah menyatakan akan mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan karyawan Sritex. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyatakan bahwa pemerintah akan berupaya mencari solusi terbaik bagi para karyawan, termasuk kemungkinan mencarikan investor baru untuk mengambil alih Sritex.
Kepailitan Sritex ini menjadi pelajaran berharga bagi perusahaan-perusahaan lain untuk mengelola keuangan dengan baik dan memenuhi kewajiban pembayaran tepat waktu, sekecil apapun nilainya.
