JAKARTA, 2 Desember 2024 – Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) selama sepekan terakhir. Berdasarkan data Refinitiv, rupiah dibuka naik 0,13% di level Rp15.845 per dolar AS, melanjutkan kenaikan 0,38% pada hari sebelumnya. Penguatan ini didukung oleh pelemahan indeks dolar AS (DXY), yang turun 0,11% menjadi 105,93 dari posisi sebelumnya di 106,05.
Sepanjang pekan kemarin, rupiah mencatatkan apresiasi sebesar 0,75% terhadap dolar AS, memperpanjang tren positif yang berlangsung sejak awal pekan. Beberapa faktor mendorong penguatan ini, termasuk sentimen positif menjelang Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 dan melemahnya dolar AS akibat data ekonomi yang lemah serta meredanya ketidakpastian geopolitik.
Fokus Utama PTBI 2024
Pada Jumat lalu, perhatian pasar tertuju pada PTBI 2024 yang berlangsung di Jakarta pukul 19.00 WIB. Dengan tema “Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional”, acara ini menegaskan komitmen Bank Indonesia (BI) untuk menjaga stabilitas makroekonomi di tengah tantangan global.
Presiden Prabowo Subianto yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat transformasi ekonomi nasional menuju visi Indonesia Emas 2045.
Gubernur BI Perry Warjiyo juga memaparkan kebijakan moneter untuk 2025. Fokus utama kebijakan ini mencakup penguatan nilai tukar rupiah, penyesuaian suku bunga, serta inovasi sistem pembayaran yang inklusif guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
Faktor Pendukung Penguatan Rupiah
Ralph Birger Poetiray, Head of Treasury & Financial Institution Bank Mega, menjelaskan bahwa pelemahan indeks dolar AS disebabkan koreksi wajar setelah kondisi overbought.
“Faktor utama yang mendorong penguatan rupiah adalah sentimen global yang lebih baik serta fundamental ekonomi domestik yang solid,” ujar Ralph.
Selain itu, stabilitas geopolitik, seperti gencatan senjata dalam konflik Israel-Hizbullah, turut memberikan dampak positif bagi pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia.
Prospek Akhir Tahun
Dengan kebijakan moneter yang proaktif dan fundamental ekonomi yang terjaga, rupiah diprediksi akan terus menguat hingga akhir 2024. Kondisi ini memberikan optimisme baru bagi stabilitas ekonomi dan peluang pertumbuhan nasional.