JAKARTA, 23 Januari 2025 – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada November 2024 mengalami perlambatan pertumbuhan. Posisi ULN tercatat sebesar US$ 424,1 miliar, meningkat sebesar 5,4% secara tahunan (yoy). Namun, angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Oktober 2024 yang mencapai 7,7% (yoy).
“Perlambatan ini terjadi akibat menurunnya pertumbuhan ULN sektor publik dan penurunan ULN sektor swasta,” ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso.
Utang Luar Negeri Pemerintah: Pertumbuhan Lebih Rendah
BI mencatat bahwa ULN pemerintah tumbuh lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya. Posisi ULN pemerintah pada November 2024 sebesar US$ 203,0 miliar, dengan pertumbuhan 5,4% (yoy), turun dari 8,6% (yoy) pada Oktober 2024.
Denny menjelaskan bahwa perkembangan ini dipengaruhi oleh aliran modal asing ke Surat Berharga Negara (SBN) internasional serta penarikan pinjaman luar negeri untuk mendukung pembiayaan program dan proyek prioritas pemerintah.
“Sebagai instrumen pembiayaan APBN, penggunaan ULN diarahkan untuk mendukung belanja prioritas yang bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.
Porsi terbesar penggunaan ULN pemerintah meliputi:
- Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (20,9%),
- Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (19,4%),
- Jasa Pendidikan (16,8%),
- Konstruksi (13,5%),
- Jasa Keuangan dan Asuransi (9,0%).
Denny juga menekankan bahwa hampir seluruh ULN pemerintah, sebesar 99,9%, memiliki tenor jangka panjang.
Penurunan ULN Swasta
Sejalan dengan ULN pemerintah, ULN swasta juga mencatat kontraksi. Pada November 2024, posisinya sebesar US$ 194,6 miliar, turun 1,6% (yoy), lebih dalam dibandingkan penurunan 1,4% (yoy) pada Oktober 2024.
Penurunan ini terutama terjadi pada ULN perusahaan non-lembaga keuangan yang mencatat kontraksi sebesar 1,7% (yoy). Berdasarkan sektor, ULN swasta terkonsentrasi pada:
- Industri Pengolahan,
- Jasa Keuangan dan Asuransi,
- Pengadaan Listrik dan Gas,
- Pertambangan dan Penggalian.
Keempat sektor ini menyumbang 79,4% dari total ULN swasta, dengan 76,1% di antaranya berupa utang jangka panjang.
Struktur ULN Tetap Sehat
Menurut BI, struktur ULN Indonesia tetap terjaga dengan baik. Hal ini tercermin dari rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 30,5% pada November 2024. Selain itu, ULN jangka panjang mendominasi, dengan pangsa mencapai 84,7% dari total ULN.
“Bank Indonesia bersama pemerintah terus memperkuat koordinasi untuk memantau perkembangan ULN. Upaya ini bertujuan menjaga agar ULN tetap sehat dan mendukung pembiayaan pembangunan, sekaligus meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas ekonomi,” pungkas Denny.