duniafintech.com – Layanan pengelolah, pengawasan dan perlindungan data identitas saat ini sudah menjadi perhatian khusus bagi setiap kalangan di dunia , di mana kesadaran akan kelemahan dari layanan identitas terpusat yang berkembang saat ini tersebut kian menjadi masalah yang serius.
Apalagi dengan terjadi peretasan dan pelangaran pengambilan data pribadi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang terjadi di perusahaan Equifax pada awal tahun ini, tentu saja hal ini menjadi masalah serius bagi perusahaan penilaian kredit di Amerika Serikat tersebut.
Bahkan pada pertengahan Oktober 2017 silam, database yang dimiliki perusahaan Equifax mengalami peretasan dan mengakibatkan bocornya informasi pribadi lebih dari 30 juta orang di negara Afrika Selatan.
Informasi pribadi konsumen yang dibocorkan tersebut terbilang sangat banyak, dikarenakan jumlah informasi pribadi konsumen tersebut setidaknya mencapai lebih dari setengah populasi masyarakat yang berada di negara Afrika Selatan.
Namun, dengan lahirnya teknologi baru seperti sistem Blockchain ID. Para pengusaha-pengusaha baru percaya bahwa dengan memperbarui dan menerapakan teknologi berbasis Blockchain tersebut yang digunakan oleh layanan data tersebut, data konsumen diyakini dapat dilindungi dan dikelolah dengan lebih baik.
Ini merupakan peralihan digitalisasi dalam jumlah yang lebih besar dari layanan pemerintah , di mana hal ini telah menyebabkan sentralisasi yang lebih besar,” kata Brian Behlendorf, direktur eksekutif Hyperledger.
Dan jika ada sesuatu yang tidak dilakukan untuk mendistribusikan data tersebut, pengembang utama salah satu konsorsium blockchain terbesar, yang memiliki keanggotaan dari IBM, Baidu, Intel dan banyak lagi, percaya bahwa pelanggaran dan peretasan data pribadi konsumen akan terus berlanjut.
Inilah alasan utama mengapa Behlendorf percaya bahwa pemangku kepentingan lebih tertarik untuk mengeksplorasi identitas diri yang berarti adalah sebuah alat yang bisa berguna untuk mendesentralisasi dan mengidentifikasi informasi sehingga individu tersebut memiliki kendali atau kontol atas data mereka sendiri. Konsep ID berdaulat sendiri “telah diterapkan untuk sementara waktu,” katanya, tetapi hal tersebut baru setelah kemunculan teknologi buku besar atau teknologi Blockchain yang didistribusikan. Namun, ia yakin gagasan mengenai hal itu terasa mulai bisa diraih atau dicapai.
Kepada Coin Desk, Brian Behlendorf mengatakan:
Anda menggunakan [buku besar terdistribusi] atau sistem Blockchain ID yang berguna hanya untuk menyimpan alamat, petunjuk dan hash ke data yang disimpan di luar rantai atau ekosistem di tempat lain. Pengakuan atas model dasar tersebut mulai menjadi suatu yang jelas bagi berbagai organisasi yang bermain di ruang identitas. “
Meskipun masih terlalu dini, tetapi nampaknya pemerintah sudah melirik dan tertarik dengan sistem yang ditawarkan oleh Blockchain ID, di mana teknologi Blockchain ini bisa menjadi teknologi masa depan untuk pengelolahan data identitas diri. Itulah mengapa sistem Blockchain ID sangat berguna untuk melindungi data pribadi konsumen, seperti yang telah dilakukan oleh beberapa negara di dunia seperti Rusia, Swedia, dan Republik Georgia. Di mana mereka menggunakan dan menerapkan teknologi Blockchain untuk mengelolah kepemilikan tanah & properti di negara tersebut.
Penggunaan sistem berbasis Blockchain mulai mendapatkan kepercayaan dari pemerintah, salah buktinya adalah pembuatan regulasi General Data Protection Regulation (GDPR). Di mana hal tersebut diyakini oleh Brian Behlendorf bisa menjadi sebuah katalisator yang lebih besar dalam penerapan dan penggunaan sistem teknologi berbasis Blockchain untuk mengelolah data identitas diri.
Inilah sebuah terobosan dan solusi yang akan diberikan oleh sistem berbasis Blockchain ID kepada para konsumen. Sehingga para konsumen bisa nyaman, aman serta dapat menjadi sebuah alat proteksi yang lebih baik lagi untuk melindungi data pribadi yang dimiliki para konsumen. Dan, seiring dengan berjalan waktunya teknologi Blockchain ini bisa menekan dan mengurangi tingkat kejahatan peretasan yang biasanya sering mengambil data pribadi Anda.
Source  Coindesk.comÂ
Written by : Febrian Surya