25.1 C
Jakarta
Rabu, 1 Oktober, 2025

Asuransi dan Fintech akan Jadi Garda Terdepan Adopsi Teknologi AI

Indonesia tengah berada di persimpangan penting dalam peta ekonomi digital Asia Tenggara. Dengan proyeksi kontribusi kecerdasan buatan (AI) global mencapai 15,7 triliun dollar AS dan potensi lokal hingga 10 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, pemanfaatan AI bukan lagi sekadar opsi teknologi, tetapi peluang ekonomi strategis.

Perusahaan AI-as-a-Service Dyna.Ai secara resmi meluncurkan operasinya di Indonesia. Mengusung teknologi Agentic AI, yakni jenis AI yang memahami konteks, mengambil keputusan secara mandiri, dan bertindak intuitif, Dyna.

Ai menyasar sektor-sektor dengan beban operasional tinggi dan kebutuhan layanan pelanggan yang kompleks, seperti fintech dan asuransi.

“Indonesia pernah tertinggal dalam revolusi industri sebelumnya. Tapi kali ini kita berada di posisi strategis untuk memimpin Revolusi Nasional AI,” ujar Andreas Tjendra, AI National Roadmap Advisor dalam siaran pers, Selasa (30/9/2025).

Ia mengutip proyeksi Bank Dunia bahwa AI bisa menyumbang hingga 10 persen terhadap PDB Indonesia, mengingat besarnya populasi dan percepatan adopsi digital yang terus berlangsung.

Fintech dan asuransi di garis depan adopsi AI

Dari sisi kesiapan sektor keuangan, Wakil Sekretaris Jenderal II Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Saat Prihartono, menyatakan bahwa fintech lokal “beyond ready and beyond aligned” untuk mengadopsi AI.

Namun, ia tak menutup mata terhadap sejumlah kendala.

“Talenta, infrastruktur, dan keterampilan adopsi masih jadi tantangan. Tapi AI punya potensi besar meningkatkan produktivitas, menyederhanakan proses operasional, dan memperkuat keterlibatan pelanggan,” jelasnya.

Hal senada disampaikan Dian Budiani, Kepala Departemen Klaim dan Manfaat Asuransi Jiwa dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI).

Menurutnya, kompleksitas proses bisnis, peningkatan klaim kesehatan, dan rendahnya kepercayaan konsumen adalah tantangan utama industri asuransi saat ini. “Agentic AI dapat menjadi solusi transformatif: menyederhanakan klaim, meningkatkan deteksi fraud, dan menghadirkan pengalaman pelanggan yang lebih unggul,” ungkap Dian.

Agentic AI: teknologi adaptif dengan wawasan lokal

Dyna.Ai menawarkan portofolio produk berbasis AI yang diklaim siap pakai, seperti Agent Studio, Agent Store, TextGPT, VoiceGPT, dan AvatarGPT, yang dirancang untuk bisa diimplementasikan secara cepat lintas platform dan bahasa. Lawrence Lu, Managing Director dan Head of Southeast Asia Dyna.Ai, menegaskan pendekatan teknologi perusahaan mengedepankan adaptasi terhadap konteks budaya dan bisnis lokal.

“AI kami menggabungkan otomatisasi dengan wawasan lokal. Tujuannya bukan hanya efisiensi, tapi juga membangun kepercayaan jangka panjang dengan pelanggan,” katanya.

Lebih jauh, Lu menyebutkan bahwa inti dari transformasi digital bukan semata teknologi. “Yang terpenting adalah manusia yang dilayani oleh teknologi tersebut. AI yang tepat bisa menciptakan respons kontekstual, adaptif secara budaya, dan membangun nilai ekonomi nyata,” tegasnya.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU