Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), buka suara ihwal mitigasi potensi kredit macet di wilayah Sumatra khususnya di Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Aceh imbas banjir besar yang terjadi.
Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno mengatakan bencana alam bukanlah hal baru di Indonesia. Sebab itu, setiap perusahaan pembiayaan pada dasarnya sudah memiliki standar operasional prosedur (SOP) masing-masing.
“Jadi masing-masing pasti sudah punya prosedur lah ya dan tentu bagi debitur yang misalnya jaminannya hanyut, hilang, dan lain-lainnya, mungkin ada asuransinya atau apa, nanti itu bisa dilihat lagi dalam perjanjian dan akan dibantu,” jelasnya dikutip dari Bisnis, Senin (1 Desember 2025).
Sebelum mengambil tindakan tertentu, Suwandi mengemukakan setiap perusahaan pembiayaan pasti akan melakukan pendataan terlebih dahulu. Namun, khusus untuk yang di Sumatra belum akan dilakukan dalam waktu dekat, mengingat masih dalam tahap pemulihan bencana.
“Nah, di APPI juga kami sedang mencoba untuk membantu mengumpulkan dana atau apapun juga untuk membantu. Kami prihatin, simpati terhadap apa yang terjadi di wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Direktur Utama Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL) ini menegaskan bahwa langkah perusahaan dalam membantu dan memitigasi risiko kredit macet debitur tidak diatur secara baku.
Dia pun yakin, hal ini tidak hanya terjadi di perusahaan pembiayaan saja, tetapi semua industri keuangan pasti akan melakukan langkah-langkah terbaik untuk membantu para debiturnya.
“Masing-masing [perusahaan] pasti nanti akan melihat kondisi debiturnya sendiri. Enggak ada semacam aturan yang satu baku untuk semua,” tegas Suwandi.
Oleh karena itu, Suwandi menegaskan frekuensi pemberian restrukturisasi atau rescheduling tidak bisa digeneralisasi. Pasalnya, semua bergantung pada kondisi di lapangan dan situasi masing-masing debitur.
“Jadi enggak ada [skenario mitigasi risiko] yang paling sering [digunakan], kan beda-beda,” pungkasnya.
Asosiasi Fintech P2P Buat Task Force Team
Sementara itu, AFPI menyatakan bahwa pihaknya kini sedang membuat task force team untuk melakukan data research daerah yang terkena bencana di wilayah Sumatra tersebut. “Sehingga dapat diantisipasi jika kemungkinan non-performing loan [NPL] naik,” ujar Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar.
Dia meneruskan, rencana skenario memitigasi kredit macet nantinya akan didiskusikan dengan para platform penyelenggara pinjaman daring (pindar). Dia menyebut mitigasinya bisa berupa rescheduling program. AFPI, kata Enjtik, mengimbau agar para penerima pinjaman (borrower) yang terkena bencana bisa menghubungi platform pinjamannya untuk menginformasikan keadaan terkini.





