28.1 C
Jakarta
Jumat, 22 November, 2024

Ekonomi Kreatif Semakin Tumbuh Di Tahun Ini?

duniafintech.com – Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) berencana merevisi target produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif pada tahun 2019 nanti. Hal ini berkaca pada hasil yang dicapai pada tahun 2018 ini.

Ekonomi kreatif di Indonesia semakin tertata saat BEKRAF resmi dibentuk di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo pada 2015. Dalam rangka memajukan dan mengembangkan Ekonomi Kreatif (Ekraf) di Indonesia, Pak Presiden memberikan mandat langsung ke BEKRAF untuk melakukan penetrasi ke berbagai daerah di Indonesia demi menciptakan ekosistem Ekraf yang efisien dan kondusif merata.

Pelaku di industri kreatif saat ini terus berkembang. Mungkin, karena semakin banyak anak muda yang memiliki inisiatif tinggi untuk mengambil langkah konkret selanjutnya dengan karya kreatif mereka. Dalam buku Opus Ekonomi Kreatif Outlook 2019 yang dikeluarkan oleh BEKRAF, penjabaran sederhana dari Bapak Ekonomi Kreatif, John Howkins adalah:

“Ekonomi Kreatif berhubungan dengan ide dan uang. Ini adalah jenis ekonomi pertama di mana imajinasi dan kreativitas menentukan apa yang orang-orang ingin lakukan dan hasilkan”.

Ada tiga elemen penting dari terbentuknya sebuah Ekraf, yang pertama yaitu faktor produksi utama dari kegiatan Ekraf sendiri adalah Sumber Daya Manusia (SDM) nya. Lebih lanjut, sumber daya utamanya adalah kreativitas si pelakunya. Yang terakhir dan tidak kalah penting jika bicara soal Ekraf adalah nilai tambah dari segi nilai dan ekonomi. Jadi, kegiatan kreatif yang diadakan secara cuma-cuma belum termasuk sebagai Ekraf.

Setiap tahunnya, kontribusi Ekraf terhadap perekonomian nasional terus meningkat. Selain jumlah angka, peningkatan pada aspek tenaga kerja di bidang Ekraf juga meningkat beriringan. Di tahun 2017, tercatat 17,43 juta individu menggeluti karier Ekraf di Indonesia. Angka ini meningkat sebesar 4,13% dari tahun sebelumnya.

Menurut Triawan Munaf, Kepala Bekraf, target pertumbuhan PDB Ekraf tahun ini yang dipatok 6,75% sudah terlampaui. Ini setelah melihat jumlah tenaga kerja di sektor Ekraf yang sebesar 16 juta sudah terlewati.

Bahkan, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah tenaga kerja Ekraf  sudah mencapai 18,1 juta tenaga kerja.

“Lantas sumbangan ekonomi kreatif terhadap PDB mencapai Rp 1.105 triliun, mudah-mudahan bisa terlampaui di 2018 bahkan tahun depan,” katanya di sela-sela peluncuran buku Indonesian Coffe Craft and Culture, Rabu (12/12).

Sayang, Triawan untuk sementara belum mau memberi informasi proyeksi kontribusi bidang Ekraf terhadap PDB di tahun 2019 nanti. Yang jelas, proyeksi tersebut tidak terlepas dari adanya dua bidang ekonomi kreatif yang tengah naik daun, yakni film dan gim. Disamping tentunya bidang lainnya yang jadi maskot Ekraf yakni fesyen, kuliner dan kriya.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU