duniafintech.com – Tanjung Verde atau yang secara internasional dikenal dengan nama Cape Verde merupakan negara kepulauan yang membentang dengan 10 pulau vulkanik di Samudra Atlantik tengah.
Negara ini membentuk bagian dari ekoregion Macaronesia, bersama dengan Azores, Kepulauan Canary, Madeira, dan Kepulauan Savage. Pada zaman kuno pulau-pulau ini disebut sebagai “Kepulauan Berkat” atau “Kepulauan Keberuntungan”. Terletak 570 kilometer (350 mil) di barat Semenanjung Cape Verde di lepas pantai Afrika Barat Laut, pulau-pulau tersebut mencakup area gabungan sedikit lebih dari 4.000 kilometer persegi (1.500 mil persegi).
Baca juga: Draf Pedoman ICO di Afrika Akhirnya Dirilis
Pertumbuhan perekonomian di Tanjung Verde cukup signifikan meskipun sumber daya alamnya minim. Negara ini mendapatkan perhatian dunia dan memperoleh bantuan dari negara-negara lain untuk pembangunan. Sejak tahun 2007, PBB memasukkan Tanjung Verde ke dalam kategori negara berkembang, bukan negara kurang berkembang seperti yang banyak disematkan pada negara-negara lain di Benua Afrika.
Bitcoin di Tanjung Verde
Tanjung Verde merupakan salah satu negara yang terkenal karena perjudian onlinenya. Tidak heran semua kripto aset didukung di negara ini. Meskipun ada peraturan terkait mata uang online baik digital maupun fiat, pemerintah setempat tidak menetapkan aturan khusus terkait kripto aset.
Untuk berbagai kebutuhan mulai dari trading atau sekadar transaksi, masyarakat Tanjung Verde melakukannya lewat beberapa platform penyedia pertukaran global. Ada Paxful.com, Spectrocoin.dom, Coinmill.com dan Coindirect.com. Semua platform ini melayani pertukaran fiat setempat, Cape Verde Escudos (CVE) dengan puluhan aset digital di dalam bursa.
Bitrefill.com yang merupakan perusahaan penjualan hadiah hingga pembayaran tagihan telepon yang menerima Bitcoin sebagai alat transaksi, juga membuka layanan di Tanjung Verde.
Baca juga: Profesi Bidang Keuangan Perlu Memperbaiki Skill Digital
Peran Blockchain
Blockchain telah diakui memiliki peran besar untuk membantu negara-negara berkembang termasuk Tanjung Verde. Meskipun stabil secara finansial, Tanjung Verde masih memiliki ruang kemiskinan yang harus dientaskan. Salah satu cara yang saat ini sedang dilakukan adalah pengembangan pariwisata dengan menggunakan teknologi Blockchain. Tanjung Verde sendiri merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki banyak garis pantai indah yang bisa dimaksimalkan di sektor pariwisatanya.
Sebagai industri yang dioperasikan dengan menggunakan sejumlah data pribadi dan informasi pelanggan, pelaku bidang pariwisata juga menghadapi tantangan peretasan. Dengan menggunakan Blockchain, hal semacam ini diharapkan akan hilang. Tugas yang harus dilakukan oleh pemerintah Tanjung Verde adalah bekerja sama dengan para pemangku kepentingan, menciptakan teknologi pariwisata berbasis Blockchain untuk menciptakan industri traveling yang aman dan menguntungkan bagi para pengusaha juga para wisatawan.
Ketika teknologi berpadu dengan pengelolaan sarana dan prasarana, industri pariwisata bisa berjalan dengan maksimal. Ini akan membuka peluang bagi Tanjung Verde untuk meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya dengan bantuan teknologi Blockchain.
-Dita Safitri-