30.9 C
Jakarta
Selasa, 30 April, 2024

AFPI Canangkan Penyaluran Fintech Pinjaman Capai 89 T Tahun Depan

DuniaFintech.com – Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia, atau AFPI mencanangkan penyaluran biaya untuk fintech pinjaman personal (P2P Lending) akan mencapai Rp 89 triliun di tahun depan. Faktor adaptasi dan kebiasaan masyarakat untuk mengakses layanan keuangan berbasis elektronik menjadi salah satunya.

AFPI mengacu kepada data yang diumumkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyebut volume penyaluran fintech pinjaman bertumbuh dari tahun ke tahun (YoY). Di tahun 2018 pembiayaan naik lebih dari 500% YoY dengan volume Rp 20 triliun. Sementara, di 2019 persentase meningkat sebanyak 205% YoY dengan nilai Rp 58 triliun.

Kusheryansyah selaku Ketua Harian AFPI menilai pihaknya optimis untuk menggelontorkan Rp 60 triliun dan tumbuh 2 hingga 5% YoY. Sebelumnya jumlah ini telah direduksi lantaran adanya pandemi COVID-19. Awalnya, diprediksi tahun 2020 akan menghasilkan volume penyaluran pembiayaan hingga Rp 86 triliun.

Kusheryansyah menyebut, apabila pandemi tidak menghantam, diprediksi bahwa pertumbuhan di 2021 akan mencapai Rp 151 triliun.

“Kami optimistis pada tahun depan bisa mendapatkan angka Rp 89 triliun itu atau tumbuh sebesar 48% dari proyeksi tahun ini,”

Baca juga:

AFPI Targetkan Penyaluran Fintech Pinjaman Meningkat

Kusheryasnyah mengimbau, proyeksi pertumbuhan dengan jumlah Rp 89 triliun bisa dicapai apabila berbagai kondisi terselesaikan. Salah satunya realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Selain itu, penemuan vaksin COVID-19 yang dikebut pengerjaannya.

Lebih lanjut ia mengatakan, faktor pendukung yang tak kalah penting ialah meningkatnya adaptasi dan penggunaan layanan digital, termasuk fintech pinjaman di masyarakat. Diharapkan, permintaan akan pembiayaan bertumbuh positif.

Kusheryansyah juga mengatakan, para penyelenggara perlu menangkap peluang serta pasar yang lebih luas lagi. Sehingga potensi untuk pertumbuhan semakin terakselerasi.

“Beberapa platform fintech lending didapati memang tumbuh, bahkan ada yang sampai 200%. Karena masuk di sektor yang pada masa pandemi ini seperti kesehatan, ekosistem digital, logistik untuk kebutuhan bahan dasar, dan makanan dalam kemasan,”

DuniaFintech/Fauzan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE