26.5 C
Jakarta
Sabtu, 23 November, 2024

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp1.000, Berikut Rinciannya

JAKARTA, duniafintech.com – Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk pada hari ini, Selasa (14/12), turun sebesar Rp1.000 per gram dibandingkan hari sebelumnya. Harganya kini Rp929.000 per gram, dari yang sebelumnya Rp930.000.

Adapun penurunan ini juga diikuti oleh harga buyback yang pada ini turun sebesar Rp1.000 per gram. Untuk diketahui, harga buyback adalah harga yang diperoleh apabila pemegang emas Antam ingin menjual emas batangannya.

Saat ini, harga buyback emas Antam berada pada angka Rp823.000 per gram dari yang sebelumnya sebesar Rp824.000 per gram. Penting digarisbawahi, harga emas Antam ini adalah yang berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Dengan demikian, harganya pun boleh jadi akan berbeda di gerai penjualan emas Antam lainnya.

Merujuk pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 34/PMK.10/2017, diatur bahwa pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9 persen. Apabila ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah sebesar 0,45 persen, sertakanlah Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) setiap kali transaksi. Setiap pembelian emas batangan bakal disertai dengan bukti potong PPh 22.

Berikut ini rincian harga emas Antam hari ini, seperti dikutip dari Kompas.com.

  • Emas 0,5 gram: Rp514.500
  • Emas 1 gram: Rp929.000
  • Emas 2 gram: Rp1.798.000
  • Emas 3 gram: Rp2.672.000
  • Emas 5 gram: Rp4.420.000
  • Emas 10 gram: Rp8.785.000
  • Emas 25 gram: Rp21.837.000
  • Emas 50 gram: Rp43.595.000
  • Emas 100 gram: Rp87.112.000
  • Emas 250 gram: Rp217.515.000
  • Emas 500 gram: Rp434.820.000
  • Emas 1.000 gram: Rp869.600.00

Tren Kenaikan Harga Emas Dunia Masih Berlanjut

Adapun tren kenaikan harga emas dunia masih berlanjut sampai Selasa (13/12) kemarin. Harga emas diketahui menguat pada akhir perdagangan kemarin, dalam waktu setempat atau Selasa (WIB).

Diketahui, kenaikan ini terjadi seiring dengan fokus investor yang menyesuaikan posisi menjelang pertemuan Federal Reserve pekan ini. Kemungkinan, The Feds akan memberi sinyal pengurangan kecepatan langkah-langkah dukungan ekonomi era pandemi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, naik 3,5 dollar AS atau 0,2 persen, ditutup pada 1.788,30 dollar AS per ounce. DI sisi lain, emas spot pun menguat 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.786,19 dollar AS per ounce pada pukul 18.48 GMT.

“Ini hari yang cukup tenang untuk emas karena pasar menunggu pertemuan FOMC untuk melihat apa yang bank sentral katakan tentang inflasi dan suku bunga,” ucap ahli strategi pasar senior di RJO Futures, Bob Haberkorn.

“Fakta bahwa tidak ada yang memperkirakan kenaikan suku bunga minggu ini oleh bank sentral mana pun memberikan dukungan untuk emas dan kecuali Fed mengumumkan kenaikan suku bunga segera pada kuartal berikutnya, emas bisa lebih dari 1.800 dollar AS pada akhir tahun.”

Pada Jumat (10/12) lalu, emas berjangka terkerek 8,1 dollar AS atau 0,46 persen menjadi 1.784,80 dollar AS usai jatuh 8,8 dollar AS menjadi 1.776,70 dollar AS pada Kamis (9/12). Penguatan pada dollar AS membuat harga emas lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lainnya. Hal itu membuat langkah emas menembus kisaran 1.760—1.795 dollar AS menjadi lumayan berat.

“Dalam jangka pendek hingga menengah, emas tidak akan ke mana-mana sampai kami mendapatkan gambaran tentang seberapa besar Fed mempercepat tapering dan apakah mereka sangat hawkish dalam pernyataan mereka,” ucap kepaala analis pasar di CMC Markets Inggris, Michael Hewson.

Di sisi lain, walaupun emas dinilai sebagai lindung nilai inflasi, kenaikan suku bunga meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. Di samping The Fed, pada awal pekan ini Bank Sentral Eropa, Bank Sentral Inggris, dan Bank Sentral Jepang juga dijadwalkan untuk bertemu.

Lebih jauh, pada paruh pertama 2022, ketika siklus kenaikan suku bunga dimulai, emas pun mungkin melemah. Menurut sebuah catatan dari Commerzbank, emas diperkirakan ada di 1.900 dollar AS pada akhir 2022 atau 200 dollar lebih rendah ketimbang perkiraan sebelumnya.

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU