26.1 C
Jakarta
Rabu, 27 November, 2024

Saham Unilever Rontok Terus, Sudah Waktunya Gulung Tikar dari Bursa?

JAKARTA, duniafintech.com – Sepanjang lima tahun terakhir, kinerja saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami kemerosotan alias rontok terus-menerus.

Atas kondisi itu, Unilever pun saat ini disarankan untuk melakukan delisting sukarela (go private) dari BEI. Mengacu pada riset Nilzon Capital, sejak 1 Januari 2018 hingga awal Februari 2022, kinerja saham UNVR secara signifikan berada di bawah kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Indeks LQ45.

Saham UNVR sendiri menempati posisi tiga terbawah dalam deretan saham bluechip atau LQ45.

“Saham Unilever sekarang diperdagangkan dengan diskon 66% dari puncaknya di awal 2018, atau -62% jika disesuaikan dengan pembayaran dividen,” demikian tulis riset itu, dikutip dari Warta Ekonomi, Kamis (24/2/2022).

Saham Unilever pun sempat menyentuh level tertinggi pada kisaran Rp11.180 per saham pada tahun 2018 lalu. Namun, sejak saat itu, harga saham UNVR ini berangsur turun hingga menuju kisaran Rp8.720 per saham pada tahun 2019.

Adapun pandemi Covid-19 pada tahun 2020 lalu juga menambah parah kondisi saham UNVR sampai akhirnya jatuh ke kisaran Rp6.200. Tidak berhenti sampai di situ, kini harga saham UNVR bertengger di kisaran Rp3.800 per saham.

Di samping itu, dalam kurun tiga bulan terakhir, harga saham UNVR anjlok -21,28% atau setara dengan -57,17% dalam lima tahun terakhir. Hal ini kemudian menjadi pertimbangan Nilzon Capital bahwa mungkin sudah saatnya UNVR menjadi perusahaan tertutup.

Terlebih lagi, kini kepemilikan masyarakat dalam UNVR hanya sebesar 15%.

Disarankan “Go Private”

Menanggapi adanya analisis yang menyebutkan bahwa mungkin sudah saatnya bagi Unilever Indonesia menjadi perusahaan tertutup atau “go private”, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pun buka suara. Mereka mengaku menghargai pendapat tersebut.

“Kami sangat menghormati dan menghargai setiap pendapat, analisa, dan masukan terkait kinerja perseroan dari berbagai pemangku kepentingan,” kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk, Reski Damayanti, dikutip dari CNBC Indonesia

Diterangkannya, perseroan selalu mengupayakan bahwa setiap aksi dan keputusan bisnis diambil secara profesional dan mengutamakan kepentingan publik dan pemangku kepentingan yang lebih luas, termasuk para investor.

“Saat ini, fokus perusahaan adalah untuk terus mengakselerasi pertumbuhan secara konsisten, kompetitif, menguntungkan dan bertanggung jawab,” sebutnya.

Maka dari itu, sambungnya, Unilever punya lima prioritas strategis Unilever Indonesia pada tahun ini. Pertama, memperkuat dan unlock potensi penuh dari brand-brand besar dan produk utama melalui inovasi yang terdepan untuk menstimulasi konsumsi konsumen. Kedua, memperluas dan memperkaya portfolio ke value dan premium segment.

Ketiga, memperkuat kepemimpinan di channel utama (GT dan Modern Trade) dan channel masa depan (e-Commerce). Keempat, memimpin di Digital & Data Driven capabilities dan kelima, tetap menjadi yang terdepan dalam mewujudkan bisnis yang berkelanjutan.

“Menginjak tahun ke 88 beroperasi di Nusantara, Perseroan terus memegang kuat komitmen kami untuk tumbuh bersama masyarakat Indonesia,” tuturnya.

Ia menambahkan, perseroan pun optimistis bahwa seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia, kian besar pula peluang bagi perusahaan ini untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis yang konsisten, kompetitif, menguntungkan, dan bertanggung jawab.

 

 

 

Penulis: Kontributor / Boy Riza Utama

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU