JAKARTA, duniafintech.com – Jumlah investor kripto di Indonesia diperkirakan semakin melesat dari 9,5 juta per tahun lalu. Salah satunya, karena NFT menjadi tren. Perusahaan jual beli kripto Zipmex memperkirakan, jumlah investor cryptocurrency di Indonesia melesat tahun ini. Salah satunya, terdongkrak tren NFT alias non-fungible token.
Dilansir dari Katadata.co.id, Head of Growth Zipmex Indonesia Siska Lestari mengatakan, pertumbuhan investor kripto di Indonesia tumbuh pesat sejak tahun lalu. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat, jumlah pelanggan bitcoin hingga ethereum di Tanah Air 9,5 juta orang per 2021.
Nilai transaksi kripto bahkan mencapai Rp 478,5 triliun hingga Juli 2021. Nilainya melonjak 636,15% dibandingkan 2020 Rp 65 triliun.
“Kami percaya, pertumbuhan akan semakin luar biasa lagi tahun ini. Tren kripto di Indonesia sedang bagus,” kata Siska dalam konferensi pers virtual, Rabu (16/3).
Menurutnya, masyarakat Indonesia akan banyak berinvestasi, meskipun harga sejumlah kripto seperti bitcoin sedang turun. Pada 2021, bitcoin sempat mencapai rekor harga tertinggi sepanjang masa yakni US$ 68.000. Namun, berdasarkan data dari CoinMarketCap, harganya US$ 39.271 hari ini (16/3). How to Break Free From ‘Doom-Scrolling’
“Saat harga turun, justru banyak investor baru di Indonesia yang tertarik berinvestasi kripto,” ujarnya.
Menurutnya, penanam modal anyar ini berharap harga meningkat ke depan.
Co-Founder sekaligus CEO of Zipmex Marcus Lim sepakat bahwa jumlah investor kripto di Indonesia akan tumbuh pesat berkat tren NFT. “Meskipun harga kripto melemah, tapi tren penjualan NFT di Tanah Air naik,” katanya.
Sedangkan aktivitas transaksi NFT membutuhkan kripto seperti ethereum. Alhasil, pengguna cryptocurrency pun naik. Ia mencatat, di platform marketplace NFT global seperti OpenSea, 25% transaksi terjadi di Asia Tenggara, terutama Indonesia.
“Ini membuat kripto berkembang pesat,” katanya.
“Indonesia memimpin adaptasi aset digital, baik kripto maupun NFT,” tambah dia.
Akan tetapi, menurutnya ada sejumlah tantangan pengembangan pasar kripto di Indonesia. Salah satunya yaitu regulasi yang belum komprehensif. Ini membuat kepercayaan masyarakat terhadap cryptocurrency berkurang. Tantangan lainnya edukasi pasar. Sebab, banyak sentimen negatif investasi bodong berkedok kripto.
Sebelumnya, Zipmex dan firma riset pasar Jakpat membuat survei yang melibatkan 1.000 responden berusia 25 – 40 tahun di Indonesia. Hasilnya, 62,83% atau hampir dua pertiga responden tertarik berinvestasi di aset kripto dalam tiga bulan ke depan. Sebanyak 87,85% responden yang disurvei merupakan investor.
Sebanyak 31,8% di antaranya memiliki satu instrumen investasi, sementara 45,85% lebih dari satu. Survei juga menunjukkan bahwa aset kripto masuk dalam jajaran lima aset andalan untuk berinvestasi di Indonesia.
Sebanyak 11,69% responden mengatakan mengandalkan kripto, 25,51% emas, 14,75% reksa dana, 13,57% deposito berjangka, dan 11,64% properti.
Survei juga menunjukkan bahwa lebih dari 300 responden mengatakan bahwa mereka berinvestasi di kripto dengan alasan mendapatkan penghasilan tambahan. Kemudian, sekitar 80 orang bertujuan mendapatkan dana pensiun dari kripto. Selain itu, 100 responden lebih berharap dapat membeli properti dan kendaraan dari berinvestasi kripto
Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada