26.5 C
Jakarta
Sabtu, 23 November, 2024

BITCOIN MENYENTUH $1600 UNTUK PERTAMA KALINYA DAN DIPREDIKSI BISA MELONJAK HINGGA $4000

duniafintech.com – Bitcoin telah “dihargai sepenuhnya” setelah mencapai $1,600 untuk pertama kalinya pada hari Senin kemarin, menurut seorang investor, harganya diprediksi bisa mencapai $4,000 selama 14 bulan ke depan.

Cryptocurrency ini telah bergerak naik sejak April dan diperdagangkan pada sekitar $1,575.52 pada perdagangan sore di London setelah mencapai level tertinggi sepanjang sejarah sebesar $1,601.05 pada perdagangan pagi, menurut indeks harga Bitcoin, Coindesk. Sehingga dalam 30 hari terakhir, Bitcoin telah mengalami kenaikan lebih dari 33 persen.

Perkembangan positif ini diduga diakibatkan dua hal: Pertama, Jepang telah mengesahkan cryptocurrency sebagai metode pembayaran baru-baru ini dan ini menyebabkan jumlah Bitcoin yang lebih besar dibeli dengan yen, menurut Aurelien Menant, pendiri dan CEO Gatecoin, sebuah pertukaran aset Blockchain resmi di Hong Kong.

Alasan kedua terkait dengan perubahan kode cryptocurrency yang lain, yaitu Litecoin. Apa yang terjadi dengan Litecoin dan mengapa itu penting untuk Bitcoin? Bulan lalu, terjadi perubahan kode dibalik teknologi yang mendasari Litecoin. Hal ini dikenal sebagai Segregated Witness (SegWit) yang memungkinkan kecepatan transaksi menggunakan cryptocurrency ini meningkat.

Ini telah memberi harapan bahwa Bitcoin bisa mengalami hal yang serupa. Tapi contoh Litecoin tersebut menunjukkan bahwa apa yang disebut sebagai “garpu lunak” (soft fork) bisa terjadi dan dapat meningkatkan ukuran blok bagi Bitcoin tanpa menciptakan gangguan berarti. “Contoh dari sebuah “garpu lunak” yang sukses di Litecoin membuat orang mulai berpikir bahwa kita bisa mendapatkan implementasi SegWit yang sukses di Bitcoin dan itu dapat meningkatkan kapasitas serta mendorong kita ke level berikutnya,” menurut Daniel Masters, direktur Global Advisors Bitcoin Investment Fund (GABI), kepada CNBC. GABI adalah dana investasi yang terdaftar dalam The International Stock Exchange di Channel Islands.

Sumber: cnbc.com

Picture: www.pexels.com

Written by: Rosmy Sophia

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU