28.1 C
Jakarta
Jumat, 22 November, 2024

BAHAGIA VERSI DIGITAL HAPPINESS

duniafintech.com –  Digital Happiness merupakan satu-satunya startup game yang berbicara dalam Technopreneur 2017, sebuah event tahunan yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika Unpad (20/5/2017). Menyajikan pengalaman dan tantangan mengelola bisnis game development dari awal berdirinya, Rachmad Imron, CEO Digital Happiness, juga menampilkan cuplikan interaksi pemain dan karakter dalam game yang dikembangkannya, DreadOut.

DreadOut merupakan IP atau intellectual property pertama yang diluncurkan oleh studio game yang bermarkas di Bandung ini sejak 2014. Mengambil genre horor, Rachmad menyebutkan bahwa tema horor Indonesia dalam DreadOut dihadirkan untuk merepresentasikan kehidupan masyarakat Indonesia yang sesungguhnya serta untuk menunjukkan bahwa Indonesia pun memiliki karakter yang ‘khas’ seperti game-game lain kebanyakan dari berbagai negara. Diyakini Rachmad bahwa belum ada game sebelumnya yang menampilkan karakter ‘hantu’ Indonesia seperti ini, sehingga apresiasi diterima cukup baik oleh pengguna dari berbagai negara, terbukti dengan jumlah pengunduh telah mencapai 1,5 juta hingga saat ini.

Ide = Murah

Rachmad memaparkan di hadapan para peserta Technopreneur 2017, lima kunci keberhasilan yang harus dimiliki sebelum membangun sebuah perusahaan atau startup, yaitu passion, eksekusi ide, apresiasi hasil kerja Anda dan tim, menjadikan kegagalan sebagai bahan untuk pembelajaran, dan spesialisasikan target market. Menurut Rachmad, passion adalah hal pertama yang mendasari berdirinya Digital Happiness, dan terbukti dengan suksesnya perusahaan ini setelah ‘dieksekusinya’ ide yang muncul. Jadi ide, dikatakannya, adalah sebuah hal yang murah karena bisa datang dengan mudah dari siapapun, tetapi eksekusi atau implementasi idelah yang berharga karena terdapat kerja keras di dalamnya.

‘Selesai’ lebih penting

Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum membangun sebuah produk juga disampaikan Rachmad, di antaranya bahwa kembangkanlah produk yang scalable, yang artinya dirancang untuk mengantisipasi pertumbuhan pengguna yang besar, dan dengan representasi visual yang menarik dan ‘jujur’. Selain itu disampaikan juga bahwa produk yang dikembangkan secara terburu-buru hasilnya tidak akan pernah maksimal, tetapi produk yang ‘selesai’ akan lebih baik daripada produk sempurna sekalipun.

Disimpulkan Rachmad di akhir presentasinya bahwa ekosistem yang baik dan kompetisi global yang sehat merupakan beberapa faktor pendukung suksesnya sebuah bisnis, terlepas dari apakah itu sebuah perusahaan B2B, B2C, atau startup, yang semuanya merupakan pilihan. Rachmad pun berharap di masa depan bisa tercipta industri game lokal yang lebih baik, mengingat saat ini porsinya cukup kecil di Indonesia,  sehingga bisa menyamai negara lain yang memiliki industri game yang lebih maju.

Written by: Rosmy Sophia

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU