JAKARTA, duniafintech.com – Berita ekonomi hari ini, mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2024, pemerintah Indonesia telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang telah diperkirakan oleh beberapa lembaga keuangan dunia, seperti World Bank, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), dan International Monetary Fund (IMF), mengindikasikan peningkatan pertumbuhan ekonomi global jika dibandingkan dengan proyeksi tahun 2023.
Baca juga:Â Berita Ekonomi Hari Ini: Utang Indonesia Meningkat, Tambah Utang dari ADB
Menurut Josua, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan berada dalam kisaran 4,9 hingga 5,1 persen pada tahun depan. Hal ini berarti bahwa target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen masih memiliki peluang untuk tercapai. Josua juga mengingatkan bahwa untuk mencapai target ini, pertumbuhan konsumsi rumah tangga minimal harus mencapai 5 persen.
“Sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan,” kata Josua.
Josua menjelaskan bahwa konsumsi dan investasi tetap akan menjadi faktor penopang utama Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Oleh karena itu, dia menganggap penting bagi pemerintah untuk tetap menjaga daya beli masyarakat, terutama di tengah meningkatnya harga komoditas pangan global.
Selain itu, Josua mengapresiasi langkah-langkah mitigasi inflasi yang telah dilakukan oleh pemerintah, yang telah membantu menjaga inflasi domestik agar tetap stabil dan relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara maju. Dia percaya bahwa upaya pemerintah dalam mengatur inflasi akan membantu menjaga inflasi tetap berada di bawah level 3 persen.
Pemerintah menargetkan inflasi tahun 2024 sebesar 2,8 persen, dan APBN 2024 juga mengalokasikan anggaran sebesar Rp108,8 triliun untuk ketahanan pangan. Anggaran ini terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp89,6 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp19,2 triliun. Josua juga mencatat bahwa fenomena El Nino dapat menjadi tantangan yang memengaruhi inflasi domestik, khususnya pada harga beras, yang mungkin akan mengalami kenaikan dalam rentang 6 hingga 9 bulan setelah puncak El Nino.
Baca juga:Â Berita Ekonomi Hari Ini: Neraca Perdagangan Capai US$3,12 Miliar
Oleh karena itu, dia menambahkan ada kemungkinan bahwa tren inflasi akan mencapai puncaknya di pertengahan tahun depan, terkait dengan penyesuaian waktu antara puncak El Nino dan dampaknya pada inflasi pangan.
“Dengan berbagai pemahaman ini, kita dapat lebih siap dalam menghadapi tantangan ekonomi yang ada dan mempersiapkan langkah-langkah yang tepat untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ambisius,” kata Josua.
APBN 2024: Strategi Pemerintah Indonesia untuk Pertumbuhan Berkualitas
Kepala Pusat Kebijakan APBN dari Badan Kebijakan Fiskal, Wahyu Utomo, menekankan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah lebih dari sekadar serangkaian angka. Ini adalah tentang arah strategi yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
Selama kurun waktu yang telah berlalu, pemerintah telah melakukan belanja berkualitas (spending better) yang berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur.
“Dua sektor ini dianggap sebagai kunci utama dalam mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Wahyu.
Baca juga:Â Berita Ekonomi Hari Ini: Pemerintah Percepat Ekosistem Digital
Dalam upaya mencapai SDM yang unggul, belanja pendidikan dari tahun 2014 hingga 2022 telah menghasilkan peningkatan jumlah sekolah. Sebanyak 1.5 ribu sekolah dasar, 4.9 ribu sekolah menengah pertama, dan 3.6 ribu sekolah menengah atas atau kejuruan telah ditambahkan. Penambahan ini juga disertai dengan peningkatan lama sekolah rata-rata, dari 7.85 tahun menjadi 8.87 tahun untuk anak perempuan dan dari 8.61 tahun menjadi 9.28 tahun untuk anak laki-laki.
Selama kurun waktu yang sama, belanja di sektor kesehatan terus ditingkatkan untuk meningkatkan produktivitas. Jumlah rumah sakit umum, sebagai contoh, meningkat dari 1,855 rumah sakit menjadi 2,522 rumah sakit. Terdapat penurunan yang signifikan dalam prevalensi stunting, dari 37.2% pada tahun 2013 menjadi 21.6% pada tahun 2022. Selain itu, alokasi anggaran untuk penanganan Covid-19 dari tahun 2020 hingga 2022, termasuk vaksinasi, telah membantu masyarakat mengatasi dampak pandemi.
Wahyu menekankan bahwa pemanfaatan anggaran untuk pendidikan dan kesehatan memiliki dampak positif. Hal ini tercermin dalam peningkatan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan.
Baca juga:Â Rekomendasi Saham Hari Ini: APBN Positif, IHSG Menguat
Pemerintah juga berfokus pada belanja berkualitas untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan melindungi daya beli masyarakat melalui program perlindungan sosial dan subsidi. Akibatnya, tingkat kemiskinan menurun tajam dari 11.25% pada tahun 2014 menjadi 9.36% pada tahun 2023. Program Keluarga Harapan (PKH) telah diperluas dari 2.8 juta keluarga penerima manfaat (KPM) pada tahun 2014 menjadi 10 juta KPM pada tahun 2022.
Selaras dengan upaya untuk meningkatkan kualitas SDM, pemerintah juga menyadari pentingnya infrastruktur yang memadai untuk mencapai status negara maju.
“Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur terus dipercepat untuk meningkatkan produktivitas, konektivitas, dan daya saing,” ujar Wahyu.
Pencapaian ini tercermin dalam peningkatan panjang ruas tol yang beroperasi dari 802 km pada tahun 2014 menjadi 2.687 km pada tahun 2022. Jumlah pelabuhan juga meningkat dari 1.655 pada tahun 2014 menjadi 3.157 pada tahun 2022.
Semua ini adalah bukti konkret bahwa pembangunan dilakukan dengan sungguh-sungguh dan anggarannya diikuti dengan peningkatan output dan outcome yang signifikan.
“Dengan strategi ini, pemerintah berharap untuk terus memajukan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, yang akan memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat Indonesia,” kata Wahyu.