Dilema Bergaji Tinggi Tapi Tak Merasa Cukup

1
1262
dilema bergaji tinggi picture

duniafintech.com – Bukankah kita sering dibuat penasaran, meski gaji telah melejit tetapi kenapa rasanya tak pernah cukup ya? Dibandingkan dengan gaji pertama, gaji terbaru sudah berlipat ganda. Namun, tetap saja kita harus ngirit super ketat di akhir bulan? Ini yang disebut dilema bergaji tinggi tapi tak merasa cukup.

Diperparah jika kamu sudah bekerja bertahun-tahun dan rasanya tak memiliki pencapaian apa-apa dalam segi materi. Duh, gajiku lari kemana ya? Bisa jadi, kamu tengah menjalani gaya hidup yang kurang tepat. Di mana pengeluaran untuk gaya hidup lebih besar daripada gajimu. Daripada penasaran, mungkin beberapa alasan berikut ini menjadi penyebab utama dilema bergaji tinggi tapi tak merasa cukup, seperti dikutip dari Swara Tunaiku!

Percaya atau tidak, semakin besar gaji maka makin tinggi pula gaya hidup. Dulunya, kamu biasa nongkrong di tempat asyik yang masih hemat kantong. Namun, karena gaji naik, tempat asyik ini pun bergeser ke tempat mewah. Jika tempat nongkrong mewah tersebut dapat dijangkau, why not?

Belum lagi, jika jejaring pergaulan kita dipenuhi oleh golongan pecinta belanja barang branded. Pasti kamu bakal ikut-ikutan dan rajin mengoleksi tas-tas mahal. Alhasil, gajimu akan terkuras untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup.

  • Peningkatan prioritas hidup

Inilah dampak negatif jika merasa memiliki banyak uang. Jika awalnya kita cukup puas dengan gadget standar, kini kamu akan berubah haluan. Harus canggih, terbaru, dan mahal! Jadi jangan heran jika gajimu lenyap tak berbekas.

  • Peningkatan gaji lebih kecil nilainya dari laju inflasi

Duh, rasanya berat banget ya topik ini. Untuk mudahnya, laju inflasi setiap tahun sebesar 10 hingga 15 persen. Bandingkan dengan peningkatan gaji pertahun yang hanya sekitar 7 persen saja. Jadilah keuanganmu terus menyusut karena tidak adanya keseimbangan antara kenaikan gaji dan laju inflasi.

Lalu, bagaimana tips mengamankan gaji kita agar bisa selamat hingga akhir bulan? Tenang, kami memiliki beberapa solusi yang bisa kamu lakukan.

  • Bayar tagihan di awal bulan

Coba sebutkan tagihan apa saja yang harus kamu bayarkan setiap bulan? Mulai dari listrik, kos, asuransi, kartu kredit, ataupun iuran KPR. Dengan mengetahui semua tagihan ini, kamu dapat merencanakan sistem pembayarannya. Lakukan pembayaran di awal bulan agar kamu tak perlu sakit kepala di akhir bulan karena uang sudah ludes.

  • Menjadwal tarik tunai

Langkah cukup ekstrim untuk mengontrol keuangan adalah membawa sedikit uang tunai! Dengan adanya sedikit uang di dalam dompet, kita akan dipaksa untuk tak berbelanja terlalu banyak. Akan lebih baik lagi, kamu membuat jadwal mengambil uang di ATM. Agar perputaran uang dapat dicatat.

  • Kuatkan jiwa dari diskon!

Ingat, bahwa diskon akan selalu ada setiap saat. Sehingga kamu tak perlu tergiur dengan iming-iming diskon 70 persen. Di lain kesempatan, diskon yang lain pun juga ada kok. Pikirkan kembali apakah manfaat dari barang tersebut. Lalu kategorikan barang incaran masuk dalam produk sekunder atau primer. Terakhir, langsung cabut dan jauhi godaan diskon tersebut. Jika hingga akhir bulan masih ada uang dan masih ngiler untuk membelinya, maka kamu bisa membelinya!

Meski terdapat hukum kasat mata bahwa semakin besar gaji maka makin besar pula pengeluarannya, kamu bisa menyiasatinya kok. Asalkan kita bisa membedakan mana hal yang benar-benar kita butuhkan dan mana yang tidak. Sehingga dilema bergaji tinggi tapi tak merasa cukup tak terjadi lagi. Selamat mencoba.

Written by : Swara Tunaiku