26.7 C
Jakarta
Jumat, 20 September, 2024

The Fed Berikan Kode Penurunan Suku Bunga di September 2024

JAKARTA, duniafintech.com – Keputusan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) ternyata berdampak besar pada suku bunga.

FOMC sebelumnya mengambil keputusan untuk mempertahankan suku bunga dana federal dalam kisaran 5,25% hingga 5,5%.

Kisaran angka itu telah ada dan dipertahankan sejak Juli lalu.

The Fed Angkat Suara Terkait Suku Bunga

Kebijakan itu sebenarnya telah mendapatkan sejumlah respon.

Diantaranya mantan Wakil Gubernur The Fed Alan Blinder dan mantan Gubernur The Fed New York William Dudley mendesak The Fed untuk menurunkan suku bunga.

Namun, keinginan para mantan petinggi The Fed itu belum direspon.

Gubernur Bank Central AS atau Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, secara terang-terangan memberikan kode akan adanya perubahan suku bunga di awal September mendatang.

Pernyatan yang disampaikan Jerome itu menyusul kebijakan Bank Central yang tetap mempertahankan suku bunga acuan pada level tertinggi dalam dua dekade.

Jerome juga memberikan gambaran terkait kebijakan yang akan diambil.

“Apakah keseluruhan data, prospek yang berkembang,” paparnya kepada wartawan.

Lebih jauh Jerome menjelaskan, harus ada Keseimbangan risiko konsisten dengan meningkatnya keyakinan terhadap inflasi.

Pernyataan yang dirilis para pembuat kebijakan yang digelar di Washinton menyatakan, telah membuat sejumlah penyesuaian.

Hasil pertemuan itu memberikan sinyal untuk pengurangan biaya pinjaman.

Komite secara khusus, mengatakan pengambilan kebijakan berdasarkan perhatian pada risiko dan mandat gandanya.

Sebelumnya, komite hanya fokus pada risiko inflasi namun saat ini mereka juga telah mempertimbangkan segala kemungkinan yang terjadi.

Menurut FOMC, dalam beberapa bulan terakhir, telah ada kemajuan lebih lanjut.

Kemajuan itu menuju target inflasi komite sebesar 2%.

Dalam keputusan itu, Komite menilai risiko dalam proses mencapai tujuan harus bergerak dan menjaga keseimbangan.

Hal lain yang disampaikan yakni, para pejabat terus berupaya meredam penilaian terhadap pasar tenaga kerja.

Mereka menilai, kebijakan menambah lapangan kerja mampu menekan pengangguran.

Dampak Inflasi Turun?

Dampaknya inflasi telah menurun selama setahun terakhir namun angkanya masih tergolong tinggi.

Di sisi lain, para pejabat semakin menekankan tanggungjawab Bank Central AS untuk mendorong maksimalikasi ketenagakerjaan.

Hal itu dilakukan setelah dua tahun fokus pada mandat menjaga kestabilan harga.

Jeromi menekankan risiko kenaikan inflasi yang tidak terduga telah berkurang.

Hal itu terjadi seiring dengan mendinginnya pasar tenaga kerja.

Tak bisa dipungkiri, risiko penurunan terhadap pasar tenaga kerja “saat ini adalah hal yang nyata.”

Jeromi menyadari, meskipun pasar tenaga kerja secara keseluruhan tetap kokoh, namun tingkat pengguran telah meningkat.

Peningkatan itu terlihat dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.

Tingkat pengangguran kata Jeromi, pada bulan Juni lalu telah mencapai 4,1%.

“Ini merupakan tingkat tertinggi sejak 2021,” paparnya Kamis (1/8/2024) saat melakukan jumpa pers.

Mengutip Bloombergtehnoz.com pada Kamis (1/8/2024) menunjukkan Ekonomi AS tetap sangat tangguh di tengah tingginya suku bunga.

Pertumbuhan itu tetap solid di tengah pengeluaran konsumen yang sehat.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU